Challenge Nuzulul Qur'an
Aku Terpesona Ayat-Ayat Cinta-Nya
Oleh. Lilik Yani
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Allahku, terima kasih atas karunia terindah ini. Engkau titipkan surat cinta paling indah kepada Rasulullah kekasih-Mu. Masyaallah, tiada yang bisa menandingi satu kata pun. Semua sungguh mulia, penuh hikmah.
Bersyukur Punya Rabb Allah
Betapa bersyukurnya aku menjadi muslim, memiliki Rabb bernama Allah dan banyak nama indah lainnya (asmaul husna). Allah begitu cinta kepada hamba-Nya. Allah hanya ingin hamba-Nya selamat di dunia hingga ke akhirat kelak.
Allah ingin menempatkan hamba terbaiknya di surga. Seperti ketika awal diciptakan manusia pertama Nabi Adam as. Beliau bersama istri, Bunda Hawa ditempatkan di surga. Semua keperluan sudah tersedia. Masyaallah, enaknya punya Allah.
Allah ingin hamba-Nya masuk surga, Allah ingin memuliakan hamba-Nya. Untuk itulah Allah menurunkan Al-Qur'an yang berisi surat cinta Allah terdiri 114 surat. Surat cinta itu berisi lebih dari 6000 ayat-ayat cinta Allah. Semua adalah pesan-pesan cinta Allah untuk hamba tercinta bernama manusia itu.
Masyaallah, membayangkan ini saja rasanya meleleh. Ya Allah, begitu cinta-Nya Engkau pada kami. Hamba yang sering melupakan dan mengabaikan-Mu. Tidak menyadari sama sekali bahwa Al-Qur'an itu bentuk cinta Allah. Mengapa banyak yang menganggap sebagai beban? Banyak yang menjauh dari Al-Qur'an? Banyak yang menolak, bahkan menganggap isinya tak update. Astaghfirullah. Ampuni hamba-Mu yang bodoh dan tak tahu diri itu, ya Allah.
Surat Cinta, Siapa Tak Terpesona?
Sahabat, apakah kalian pernah jatuh cinta? Pernahkah menerima surat cinta dari orang yang kalian cintai? Bagaimana rasanya? Samakah dengan aku? Hehe.
Ketika menerima surat cinta dari orang tercinta, misal sahabat terdekatku, gemetar rasanya untuk segera tahu isinya. Apa sih pesan cinta dari yang tercinta? Untuk itulah dengan penuh sejuta rasa aku buka surat indah itu lalu kubaca perlahan, kata demi kata, seolah tak mau ada yang ketinggalan satu kata pun karena sangat indah penuh makna pastinya.
Ehm, lho kok sang tercinta memakai bahasa apa ini? Aku belum memahaminya? Bahasa Jerman, wah ... bestieku sedang mempraktikkan ilmu yang dipelajari. Jadilah membuatku surprise dengan menulis surat menggunakan bahasa Jerman. Astaghfirullah, apa pula ini maksudnya? Apa isinya? Aku tak bisa merespon?
Kalau aku merespon bahagia, jangan-jangan ini berita tak baik. Jika aku tertawa, jangan-jangan ini berita sedih. Atau sebaliknya aku respon sedih, ternyata berita bahagia. Itulah sedihnya ketika menerima surat cinta ternyata berisi tulisan dengan bahasa yang tidak saya pahami.
Apa yang saya lakukan? Pastilah aku penasaran karena surat dibuat oleh sang tercinta. Tentunya bukan surat biasa. Jika hanya berita biasa, dari orang tak dikenal mungkin saya abaikan saja. Masalahnya ini surat cinta, jadi aku cari kamus bahasa Jerman. Ternyata adanya kamus bahasa Inggris, jadi gak bisa dong, gak cocok.
Mau tanya teman alumni sastra Jerman, tapi ini surat cinta. Malu juga kalau diketahui orang lain. Khawatir bicara rahasia. Kemudian aku putar otak, jadilah Google translate bahasa Jerman ke bahasa Indonesia. Alhamdulillah, betapa canggihnya teknologi sekarang. Jadilah aku tahu isi surat cinta dari besti tersayangku. Masyaallah, sebuah perjuangan untuk mengajak hijrah menuju jalan Allah.
Bacalah Surat Cinta Allah dengan Tartil
Sahabat, jika mendapat surat dari bestie saja kita berjuang sedemikian rupa. Bagaimana kalau surat cinta itu dari Allah? Rabb pencipta alam semesta beserta isinya, termasuk diri kita yang sangat Allah cintai.
Seharusnya kita berlari menyambut surat cinta itu. Ya Allah, apa isinya? Ada pesan cinta apa untukku, hamba-Mu yang lemah tak berdaya ini? Allahku, yakin surat cinta ini penuh hikmah, tak ada yang sia-sia. Semua firman Allah hanya kebaikan yang terpancar.
Apalagi Allah menurunkan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup bagi manusia agar hidupnya selamat dunia akhirat. Sudah pasti kita harus bersemangat untuk meraih Al-Qur'an kemudian sepenuh cinta untuk membacanya dengan tartil. Sesuai kaidah yang benar, baik tajwid, makhraj, sifatul huruf.
QS. Al-Muzammil Ayat 4
اَÙˆۡ زِدۡ عَÙ„َÙŠۡÙ‡ِ ÙˆَرَتِّÙ„ِ الۡÙ‚ُرۡاٰÙ†َ تَرۡتِÙŠۡÙ„ًا
atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan.
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad supaya membaca Al-Qur'an secara seksama (tartil). Maksudnya ialah membaca Al-Qur'an dengan pelan-pelan, bacaan yang fasih, dan merasakan arti dan maksud dari ayat-ayat yang dibaca itu, sehingga berkesan di hati. Perintah ini dilaksanakan oleh Nabi saw. 'Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. membaca Al-Qur'an dengan tartil, sehingga surah yang dibacanya menjadi lebih lama dari ia membaca biasa.
Ketika Bahasa Al-Qur'an Tak Sama dengan Bahasa Kita
Masyaallah, indahnya kalam Illahi. Siapa yang tak bergetar mendengarkan ayat-ayat cinta-Nya ketika dibaca dengan baik dan benar? Masalahnya aku tak paham isinya, maknanya. Ada pesan cinta Allah apa yang terkandung di dalamnya?
Meski membaca saja pahala berlipat ganda. Namun, karena Al-Qur'an adalah pedoman hidup. Allah ingin kita selamat dunia akhirat, maka aku berjuang untuk membaca terjemahnya.
Ibnu Mas’ud ra berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, tetapi aliif itu satu huruf, laam itu satu huruf, dan miim itu satu huruf.” (HR. Tirmidzi, no. 2910).
Aku Terpesona Ayat-Ayat Cinta-Nya
Allahku, ketika aku buka surat cinta-Mu, lalu aku baca ayat demi ayat cinta-Mu, masyaallah gerimis tak habis-habis. Aku terpana, aku terpesona dengan semuanya.
Wasilah membaca terjemah yang sudah include dalam mushaf. Terjemah itu sering diabaikan banyak orang. Dianggap biasa saja, menambah lama jika dibaca. Toh pahala sudah berlipat ganda ketika membaca saja. Namun, aku penasaran, aku ingin tahu pesan cinta-Mu, duhai Rabb-ku?
Aku berfikir, untuk bisa menjadi pedoman hidup maka pesan cinta-Mu harus diterapkan. Untuk bisa menerapkan harus paham isinya. Untuk paham isinya maka harus dibaca. Ketika bahasa berbeda, agar komunikasi nyambung maka harus samakan frekuensinya. Salah satunya dengan membaca terjemah yang tak repot mencarinya.
Allahku, baru membaca terjemah saja gerimis hatiku, bahkan makin jauh mempelajari, makin meleleh jiwa. Allahku, betapa baiknya Engkau. Mana bisa merasakan bahagia itu jika frekuensi komunikasi tak sama?
Allahku, untuk itulah aku mengajak para muslimah yang aku panggil mesra dengan "sahabat surga" untuk tilawah tartil plus membaca terjemah. Seharusnya aku pandai bahasa Arab agar ketika tilawah langsung paham. Sembari belajar bahasa Arab aku membaca tilawah agar bisa sambung rasa dengan-Mu.
Yuk Diving Agar Tampak Mutiara
Allahku, maafkan aku, meski belum bagus bacaanku. Aku ingin mengajak sahabat surga diving, menyelam lebih dalam dengan membaca dan mempelajari tafsirnya. Dengan menyelam akan tampaklah keindahan mutiara-mutiara Al-Qur'an.
Allahku, aku hanya membaca, bukan menafsiri karena belum ada kemampuan. Mohon izinkan aku bisa menangkap hikmah pesan-pesan cinta-Mu agar bisa menerapkan di seluruh aspek kehidupan, juga bisa mengajarkan kepada umat yang membutuhkan.
Allahku, maafkan aku jika terus berjuang mengajak umat kembali mengenal-Mu. Wasilah mesra bersama Al-Qur'an di komunitas yang aku buat tahun 2021, SSCQ Sahabat Surga Cinta Qur'an. Mohon rida-Mu ya Allah, berikan aku pemahaman, pencerahan, hikmah agar bisa menyebarkan indahnya syariat Islam ke seluruh umat di alam semesta.
Allahku, ampuni aku jika banyak sekali kekurangan, mohon bimbinglah. Ajari aku agar bisa mengajak lebih banyak umat mengenal-Mu sepenuh cinta.
Allahku, mohon rida-Mu. Jadikan sahabar surga SSCQ bisa reuni di surga sesungguhnya, Jannatul Firdaus milik-Mu. Aamiin ya Rabbal Aalamiin.
Wallahualam bissawab. [Hz]
Surabaya, 17 Ramadan 1446 H
Baca juga:

0 Comments: