Headlines
Loading...
Al-Quds Dicengkeram, Umat Islam Tidak Boleh Diam

Al-Quds Dicengkeram, Umat Islam Tidak Boleh Diam

Oleh. Ermawati
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Adanya kebijakan pembatasan di bulan Ramadan bagi warga Palestina mendatangi masjid Al Aqsha di Yerusalem timur sungguh tidak lazim dan tidak manusiawi. Namun, ini terjadi hampir setiap tahun di bulan Ramadan. 

Sebagai bentuk perlawanan atas pendudukan Israel, kelompok Hamas mengajak warga Palestina beribadah di Masjid Al Aqsha selama bulan Ramadan ini.  Di sisi lain, sebuah pernyataan disampaikan oleh Hamas, “Jadikan hari-hari dan malam-malam Ramadan yang penuh berkah didedikasikan untuk ibadah, keteguhan hati, dan perlawanan terhadap musuh dan pemukim (ilegal), serta untuk mempertahankan Yerusalem dan Al Aqsha sampai terbebas dari pendudukan.” 

Sementara itu, akses ke masjid tersebut ditengarai dibatasi oleh otorita Israel melalui karantina wilayah dengan alasan keamanan. Hal ini disampaikan pengkhotbah Masjid Al Aqsha, Sheikh Ekrima Sabri, Jumat (28/2/2025) malam.  (nomorsatukaltim.disway.id, 1-3-2025).

Otoritas Zionis hanya memperbolehkan masuk laki-laki dan perempuan berusia tertentu. Mereka juga membatasi jumlah jemaah yang datang. Titik penjagaan dijaga sangat ketat oleh otoritas Zionis dengan memasang penghalang fisik di sekitar Al Aqsha. Mereka juga mengirimkan pasukan keamanan untuk menjaga area tersebut serta melakukan pemeriksaan identitas terhadap para pengunjung.
 
Pembatasan sebagian dari kebijakan Zionis ini dalam rangka mengubah Yerusalem Timur serta Masjid Al Aqsha untuk menghilangkan identitas Islam di wilayah itu. Aturan pembatasan salat jemaah di Masjid Al Aqsha sering dilakukan oleh Zionis, ini membuktikan bahwa wilayah di sana masih oleh Zionis sehingga kaum muslim di sana masih berada di bawah kontrol sang penjajah kafir Zionis. 

Kaum muslim di Palestina tidak bebas dalam beribadah di tempat yang seharusnya dipakai untuk beribadah, sebab Masjid Al Aqsha sangat berarti dan juga bermakna bagi kaum muslim karena pertama, Masjid Al Aqsha merupakan tempat yang Allah berkahi, begitu juga Palestina. Keberkahan dan kemuliaan yang dilimpahkan oleh allah sampai hari kiamat kelak.   

Kedua, Masjid Al Aqsha adalah kiblat pertama kaum muslim untuk mendirikan salat, kemudian Allah mengubah kiblat ke Ka’bah di Makkah. 

Maka sungguh disayangkan saat ini kondisi Masjid Al Aqsha yang sedang di bawah kendali penjajah Zionis yahudi.

Dengan ini, umat Islam di belahan dunia lain tidak boleh diam menyaksikan ini semua, bahkan di tengah kesepakatan gencatan senjata Zionis terhadap Palestina di gaza terlihat Zionis menghalangi datangnya bantuan masuk ke Gaza.  

Islam adalah agama yang memerintahkan umatnya untuk saling tolong-menolong, muslim satu dengan lain ibarat satu tubuh. Zionis menyadari bahwa kaum muslim masih menyimpan potensi perlawanan terhadap mereka,  sehingga harus bagi mereka menggunakan cara politik dan militer untuk menekan kaum muslim di semua bidang.

Taktik apa pun yang digunakan Zionis Yahudi seharusnya tidak membuat kaum muslim di Palestina gentar ketika menghadapi segala kejahatan Zionis. Di belakang mereka tentu ada negara yang mendukung mereka yaitu AS dan para pemimpin negara yang mayoritas muslim, namun mengkhianati kaum muslim.  Maka tidak ada harapan pada solusi yang diberikan barat, yang dimana mereka berharap kekalahan pada pihak kaum muslim dan keterpurukan.

Jika diamati, jalan satu-satunya yang dapat memberi solusi serta memberi perlindungan bagi kaum muslim yaitu berdirinya kembali kepemimpinan dalam Islam, yaitu Khilafah. Khilafahlah yang akan mengakhiri segala bentuk penjajahan pada kaum muslim terutama Palestina, sebab Barat hanya takut pada kebangkitan Islam secara menyeluruh. Itu artinya umat saat ini wajib menegakkan Khilafah sebagai agenda utama. Dan entitas Zionis Yahudi wajib dihadapi dengan jalan perang di bawah komando sang Khalifah, sebab Zionis Yahudi masuk pada kategori muharriban fi’lan. [MA]

Baca juga:

0 Comments: