Headlines
Loading...

Oleh. Imas Sunengsih 
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Bulan Ramadan merupakan bulan mulia. Pasalnya, diturunkan Al-Qur'an. Kaum muslim dunia pun menyambut Nuzulul Qur'an, Nuzulul Qur'an adalah peristiwa turunnya wahyu pertama kepada nabi Muhammad Saw, melalui malaikat Jibril. Peristiwa ini  menjadi awal mula diturunkannya Al-Qur'an sebagai kitab suci yang menjadi pedoman hidup kaum muslimin.


Al-Qur'an yang diturunkan oleh Allah Swt, sebagai cahaya untuk mengatur kehidupan manusia. Bayangan gelapnya dunia tanpa adanya cahaya, tidak akan mampu melihat mana haq dan mana batil. Bayangkan, jika manusia hidup tanpa petunjuk cahaya, arah kehidupan akan tidak jelas, ia akan tersesat sejauh-jauhnya. Sebagaimana Allah Swt sudah mengabarkan dalam surat An Nisa ayat 136:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلَّذِى نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ مِن قَبْلُ ۚ وَمَن يَكْفُرْ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًۢا بَعِيدًا

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya."


Sayang sungguh sayang, hari ini banyak dari kaum muslimin yang hidup di dalam sistem kehidupan sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Kehidupan pun jauh dari aturan agama, Tidak lagi menjadikan Al-Qur'an sebagai aturan dalam kehidupan. Padahal, seorang muslim wajib menjadikan Al-Qur'an sebagai aturan dalam kehidupan secara Kafah (menyeluruh), seharusnya yang di lakukan seorang muslim yaitu membaca Al-Qur'an, memahami isi Al-Qur'an, menghafal Al-Qur'an, mengamalkan Al-Qur'an dalam kehidupan dan mendakwahkan Al-Qur'an. Inilah yang belum sepenuhnya dipahami oleh seorang muslim, sehingga Al-Qur'an sekadar perlombaan atau hapalan saja.


Kehidupan sekulerisme kapitalisme hari ini, telah menjauhkan Al-Qur'an dari kehidupan kaum muslimin. Bahkan, kaum muslim kian terpuruk di dalam kehidupannya tanpa Al-Qur'an. Apalagi, tidak adanya cahaya yang menerangi ke jalan kebenaran. Lihat faktanya, banyak dari kaum muslimin yang terjebak dengan dunia, mereka mengejar dunia untuk meraih materi semata demi kesenangan dan kepuasannya. Berbagai cara dihalalkan, tidak lagi menjadikan Al-Qur'an sebagai aturan. 


Jebakan sistem kapitalisme telah membutakan kaum muslimin, mereka terjebak dengan kesenangan duniawi yang sifatnya sementara. Untuk salat saja, yang itu merupakan ibadah dirinya dengan Allah Swt, banyak yang belum melaksanakannya. Sungguh miris. Gambaran ini juga terlihat ketika bulan suci Ramadan, banyak dari kaum muslimin yang tidak lagi memiliki rasa malu untuk makan dan minum di siang bolong. Padahal bagi seorang muslim wajib untuk  berpuasa di bulan Ramadan, sebagai firman Allah Swt dalam surat Al Baqarah Ayat 183:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."


Kewajiban ini, tidak ditaati oleh kaum muslimin secara keseluruhannya. Inilah yang menjadi tugas kita yang sudah sadar, untuk mengembalikan kaum muslimin kepada pemahaman Islam kafah. Kesadaran harus dibentuk dengan jalan yang dilakukan, yaitu dakwah ideologis  untuk membangkitkan pemahaman kaum muslimin dan menjadikan sistem Islam sebagai cahaya dalam kehidupan secara kafah.


Dakwah yang dilakukan harus berjamaah dengan kelompok dakwah ideologis, agar kebangkitan bisa terwujud. Kebangkitan kaum muslimin  akan terwujud dengan sempurna ketika institusi khilafah ala manhaj nubuwwah berdiri tegak, dalam rangka menerapkan sistem Islam kafah secara sempurna.


Hanya dengan khilafah, Al-Qur'an akan menjadi cahaya yang menerangi dunia dan menyelamatkan dunia dari penjajahan sistem kapitalisme. Untuk itu, Mari kaum muslimin rapatkan barisan untuk memperjuangkan tegaknya sistem Islam kaffah dalam bingkai khilafah ala minhaj nubuwwah. Semangat untuk melakukan perubahan dengan cahaya Al-Qur'an.

Dalil penguat untuk para pejuang, di dalam  surat An-Nur Ayat 35, sebagai berikut:

۞ اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ مَثَلُ نُوْرِهٖ كَمِشْكٰوةٍ فِيْهَا مِصْبَاحٌۗ اَلْمِصْبَاحُ فِيْ زُجَاجَةٍۗ اَلزُّجَاجَةُ كَاَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُّوْقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ زَيْتُوْنَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَّلَا غَرْبِيَّةٍۙ يَّكَادُ زَيْتُهَا يُضِيْۤءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌۗ نُوْرٌ عَلٰى نُوْرٍۗ يَهْدِى اللّٰهُ لِنُوْرِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ۙ


Artinya: "Allah (pemberi) cahaya (pada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah lubang (pada dinding) yang tidak tembus518) yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang (yang berkilauan seperti) mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat,519) yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis). Allah memberi petunjuk menuju cahaya-Nya kepada orang yang Dia kehendaki. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."


Wallahu'alam bish shawab. [US]

Bandung, 18 Maret 2025

Baca juga:

0 Comments: