Headlines
Loading...

Oleh. Sri Suratni 
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Alhamdulillah, merupakan bagian dari nikmat terbesar yang wajib disyukuri, karena Allah Swt. telah menganugerahkan kepadaku bisa bertemu Ramadan di tahun 1446 Hijriah ini. Dan Alhamdulillah, Allah izinkan aku bisa menikmati Ramadan ini dengan memaksimalkan setiap detiknya untuk kebaikan. Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan dan keistikamahan pada hati dan diri ini, untuk senantiasa berada dalam keridaan-Nya. Aamiin ya Rabbal'alamiin.


Bulan Ramadan identik juga dengan bulan Al-Qur'an. Allah Swt pertama kali menurunkan Al-Qur'an adalah di bulan Ramadan, tepatnya pada malam ke-17 Ramadan. Kaum muslim di seluruh dunia, bergembira dan menyambut dengan suka cita akan datangnya malam Nuzulul Qur'an, yakni malam diturunkannya Al-Qur'an. Demikian pula dengan ku. Aku sangat antusias dan menyambut dengan hati bahagia saat dipertemukan kembali dengan malam mulia, malam turunnya Al-Qur'an. 


Namun, di balik rasa bahagia tersebut, masih menyelipkan sedikit kesedihan dan kegundahan di hatiku. Betapa tidak, di saat akan menyambut Nuzulul Qur'an, aku tidak bisa mendekap dan bermesra dengan ayat-ayat cinta-Nya tersebut, dikarenakan dapat tanda cinta yang lain dari Allah, sehingga untuk beberapa hari ke depan cuti dari aktivitas bersama Al-Qur'an. Tidak mengapa, aku masih bisa bercengkrama dan menikmati kebersamaan dengannya lewat membaca  terjemahan di aplikasi Al-Qur'an yang ada di handphone.  Masyaallah, kemajuan teknologi saat ini begitu canggih. Dan hal tersebut mestilah kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya, untuk menambah ketaatan kepada Allah. 


Meskipun aku tidak bisa berangkat ke mesjid untuk menjalankan salat Isya, tarawih berjamaah dan mendengarkan tausiah seputar Nuzulul Qur'an, aku tetap bersyukur masih bisa menyelami berbagai tausiah berkenaan dengan peringatan turunnya Al-Qur'an melalui YouTube di handphoneku. Kemeriahan dan syahdunya malam 17 Ramadan masih bisa aku rasakan.


Sebagai makhluk yang lemah, terbatas dan serba kurang, tentunya kita butuh petunjuk, pedoman dan arahan dalam menjalani kehidupan ini. Alhamdulillah, bersyukurnya diriku memiliki Allah Swt selaku Sang Khalik yang telah mengutus Rasulullah Saw ke dunia ini, dengan membawa Risalah Islam sebagai jalan hidup dan Al-Qur'an sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan. 


Berbicara tentang Al-Qur'an, banyak hikmah dan betapa pentingnya kita menjadikan Al-Qur'an sebagai landasan dalam menjalankan semua aktivitas di setiap lini kehidupan. 


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ  ۛ  فِيْهِ  ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ 

"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 2)


Benar saja, apa yang Allah Swt. sampaikan dalam surat Al-Baqarah ayat 2 tersebut, bahwa aku wajib meyakini Al-Qur'an itu sebagai Kalamullah dan petunjuk bagiku dalam mengarungi bahtera kehidupan di dunia yang fana ini. 

Semenjak aku kecil sudah ditancapkan keyakinan akan kebenaran Al-Qur'an dan segala aturan yang Allah sampaikan di dalamnya. Sejak usia prasekolah aku sudah dikenalkan dengan Al-Qur'an oleh orangtuaku. Aku belajar membacanya bersama teman-teman semasa kecilku kepada seorang guru mengaji yang ada di komplek tempat tinggalku. Kami bahkan belajar mengaji sampai tiga waktu dalam sehari, yakni setelah salat Magrib, setelah salat Subuh dan setelah salat Zuhur. Kebetulan rumah guru mengajiku, berada di seberang jalan rumahku. Jarak rumahnya dekat dan tinggal menyeberangi jalan saja, sampailah di rumah guru mengajiku. Sewaktu kecil, aku sangat semangat belajar membaca Al-Qur'an. Guru mengajiku sangat baik, ramah dan pemurah. Kami tidak hanya diajari mengaji saja, tapi juga diperdengarkan kisah-kisah 25 Nabi dan Rasul oleh guruku.  


Sewaktu aku khataman Qur'an, guru mengajiku sedang sakit parah dan tidak bisa lagi berjalan. Sebelum khataman dimulai, aku sungkeman kepada guru mengajiku. Aku sangat sayang dan cinta padanya, karena telah mengenalkan aku dengan Al-Qur'an yang sangat aku cintai. Doaku semoga almarhumah diterima amal salihnya, dilapangkan kuburannya, senantiasa mendapatkan kiriman pahala jariyah dari bacaan Al-Qur'an murid-muridnya dan Allah kumpulkan di Surga bersama syuhada dan orang-orang soleh. Aamiin ya Rabbal'alamiin.


Tidak hanya sampai di situ, aku terus belajar Al-Qur'an kepada guru-guruku yang lain. Di kampung halamanku, tidak susah menemukan guru mengaji. Mereka mengajarkan Al-Qur'an dengan senang hati dan bahagia serta tanpa dipungut bayaran. Seingatku, ada tiga orang guru mengajiku ketika aku masih kecil. Satu orang perempuan (ustazah) dan dua orang laki-laki (ustaz). Dengan guru yang kedua dan ketiga, aku mempelajari Al-Qur'an lebih dalam lagi, yaitu belajar makharijul huruf dan tajwid. Hingga sampai saat inipun, setelah dewasa, aku masih tetap mempelajari Al-Qur'an dan akan terus mengkajinya sampai kapanpun. 


Setelah bergabung di komunitas Sahabat Surga Cinta Qur'an, aku merasakan bahwa aku saat ini semakin kagum dan semakin cinta kepada Al-Qur'an. Aktivitasku bersama Al-Qur'an tidak hanya sebatas tilawah saja, namun juga membaca terjemahnya dan menyelami makna yang terkandung di dalamnya, mengamalkannya serta mendakwahkannya kepada sesama muslimah. Semoga apa yang aku lakukan tersebut, bisa menjadi bukti dan hujjah di hadapan Allah kelak bahwa aku mencintai kalam-Nya yang mulia. Aamiin ya Rabbal'alamiin.


Aku menyadari, bahwa sungguh besar kebutuhanku terhadap Al-Qur'an. Selain meyakini tanpa adanya keraguan (bahwa Al-Qur'an adalah Kalamullah), aku juga menjadikannya sebagai pedoman, petunjuk, cahaya dan rambu-rambu dalam menempuh perjalanan hidupku di dunia ini. Dalam setiap ucapan dan perbuatanku, mestilah sesuai dengan apa-apa yang disampaikan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Jika kita ingin selamat di dunia dan akhirat, ikuti petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَن يَعْصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًا مُّبِينًا

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)


Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik; Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Hadits ini disahihkan oleh Syaikh Salim Al-Hilali di dalam At-Ta’zhim wa Al-Minnah fi Al-Intishar As-Sunnah, hlm. 12-13).


Berdasarkan firman Allah Swt. dan hadis Rasulullah saw. tersebut, sudah sangat jelas bagiku bahwa begitu besarnya arti Al-Qur'an bagiku, yaitu dengan berpedoman kepada Al-Qur'an akan menyelamatkan kehidupanku, tidak hanya di dunia saja tetapi juga keselamatan di akhirat. 


Kenapa yang menjadi pedoman kehidupan adalah Al-Qur'an? 

Ya, Al-Qur'an adalah Kalamullah yang berisi ayat-ayat cinta-Nya Allah kepada hamba-Nya. Allah sendiri yang menurunkan Al-Qur'an itu sebagai petunjuk bagi manusia. Jadi, jika kita taat dan bertakwa kepada Allah, tidak ada pilihan lain selain menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk kehidupan kita, sebagaimana yang Allah perintahkan. Jika kita menjadikannya sebagai pedoman, maka Allah akan memberikan keselamatan hidup di dunia dan akhirat. 


Sebagai seorang hamba Allah yang amat mencintai Al-Qur'an, maka hendaklah kita jadikan Al-Qur'an itu sebagai imam yang berada di depan kita. Jadikan ia sebagai pemimpin yang senantiasa kita patuhi segala yang diperintahnya dan jauhi apa-apa yang dia larang. Jadikan dia sebagai perisai yang akan melindungi dan menyelamatkan kita. Dengan begitu, Al-Qur'an tidak cukup hanya dibaca saja, tetapi juga dipelajari, dipahami dan diamalkan serta didakwahkan kepada yang lain. Semoga dengan kita mengagungkan Al-Qur'an dan menjadikannya sebagai satu-satunya pedoman kehidupan kaum muslim di seluruh dunia, mampu mendatangkan nashrullah yang akan segera memenangkan Islam dan kaum muslim di atas dunia ini. Aamiin ya Rabbal'alamiin.

Wallahualam bissawab. [US]

Baca juga:

0 Comments: