Headlines
Loading...
Al-Qur'an Simfoni Cinta Ilahi, Cahaya di Hidupku

Al-Qur'an Simfoni Cinta Ilahi, Cahaya di Hidupku

Oleh. Epi Lisnawati
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Senandung lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an di bulan Ramadan semakin terdengar nyaring. Al-Qur’an seperti matahari yang tak pernah padam, menyinari setiap  relung hatiku,  dan seperti hujan yang turun di tengah gersangnya jiwaku, menyuburkan benih-benih imanku. Al-Qur’an adalah pelukan hangat di kala aku kesepian, dan suara lembut yang menenangkan jiwaku di tengah riuhnya dunia.

Setiap huruf dalam Al-Qur'an seperti untaian mutiara yang berkilauan, setiap kata seperti nyanyian yang merdu, dan setiap ayat seperti lukisan indah yang memukau. Al-Qur’an adalah firman Allah yang turun kepada Nabi Muhammad saw melalui perantaraan malaikat Jibril,  di malam yang penuh dengan kemuliaan yaitu malam Nuzulul Qur'an. Al-Quran membawa pesan-pesan cinta, harapan, dan petunjuk bagi setiap orang yang beriman.

Cintaku pada Al-Qur'an tidak muncul dalam sekejap. Cinta itu tumbuh perlahan, seperti bunga yang mekar di taman hati. Awalnya, aku hanya mengenal Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam yang wajib dibaca. Namun, seiring waktu, aku mulai merasakan kehangatannya. Setiap kali aku membacanya, ada ketenangan yang menyusup dalam kalbu, seolah-olah Allah sedang berbicara langsung kepadaku. 

Aku jatuh cinta pada keindahan bahasanya, pada kedalaman maknanya, dan pada cara Al-Qur’an menyentuh setiap sisi kehidupan. Cintaku pada Al-Qur'an adalah cinta yang tumbuh dari pengakuan akan  kebesaran-Nya. Tak ada kata-kata manusia yang mampu menandingi keagungannya, dan kemuliaannya.

Seperti firman Allah dalam Surah Az-Zumar ayat 23:  "Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur'an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah." (QS. Az-Zumar: 23) 

Aku merasakan betapa Al-Qur'an menjadi penyeimbang dalam hidup. Saat aku dilanda kegelisahan, ia menenangkan. Saat aku bingung menentukan pilihan, ia memberikan petunjuk. Saat aku merasa lemah tak berdaya ia menguatkan. Al-Qur'an adalah obat bagi segala kegundahanku, penawar bagi segala kesedihanku. Seperti firman Allah dalam Surah Al-Isra ayat 82:  "Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."(QS. Al-Isra: 82) 

Al-Qur'an adalah petunjuk yang sempurna. Ia tidak hanya berbicara tentang kehidupan akhirat, tetapi juga tentang kehidupan dunia. Al-Qur’an mengatur hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan hubungan manusia dengan sesamanya. Al-Qur’an relevan di setiap zaman, menjawab setiap persoalan.

Al-Qur'an seperti malam yang penuh bintang, dimana setiap bintang adalah petunjuk yang menuntunmu ke jalan yang lurus. Al-Qur’an seperti fajar yang menyingsing, membawa harapan baru setelah malam yang gelap. Ia adalah seperti pelangi setelah hujan, mengingatkan akan janji-janji Allah yang tak pernah ingkar. Al-Qur’an akan selalu menyinari hati dan jiwa sepanjang masa.

Al-Qur'an adalah bukti kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, sebuah panduan yang diberikan agar kita tidak tersesat. Seperti firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 185:  "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan -penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)." (QS.Al-Baqarah: 185).
 
Menyadari betapa berharganya Al-Qur'an, aku berusaha memperlakukan kitab suci ini dengan sebaik-baiknya. Aku tidak hanya membacanya, tetapi juga berusaha memahami maknanya. Setiap hari, aku menyisihkan waktu untuk tadabur, merenungkan setiap ayat yang aku baca. Memahami kata demi kata  meresapinya dan berupaya mengamalkannya serta mendakwahkannya.

Aku juga berusaha menghafalnya, sedikit demi sedikit. Menghafal Al-Qur'an adalah caraku untuk menjaga firman Allah dalam hati, agar ia selalu menyertaiku di mana pun dan kapan pun. Selain itu, aku berusaha mengamalkan apa yang kuhafal. Al-Qur'an bukan hanya untuk dibaca dan dihafal, tetapi untuk dijadikan pedoman hidup dalam menentukan arah, nilai, dan tujuan kehidupan seorang Muslim.

Saat bercengkrama dengan Al-Qur'an, aku pun senantiasa menjaga adab-adabnya. Aku berusaha membacanya dalam keadaan suci, memilih waktu yang tenang, dan membacanya dengan tartil dan khusyu. Sebagaimana firman Allah di Surah Al-Muzammil ayat 4 “dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil ( perlahan-lahan)” (QS Al-Muzammil : 4)

Al-Qur'an adalah sumber cinta, petunjuk, dan kebahagiaan. Melalui Al-Qur'an, aku belajar tentang arti kehidupan, tentang keindahan iman, dan tentang kedekatan dengan Allah. Al-Qur’an adalah teman sejati yang selalu setia menemani, dalam suka maupun duka. Al-Qur'an seperti cermin yang memantulkan cahaya Ilahi, yang mengajariku untuk mencintai-Nya dan menaati-Nya.

Al-Qur’an seperti jalan lurus yang menuntunku  ke surga, dimana kebahagiaan sejati menanti.  Dan aku berharap, cintaku pada Al-Qur'an akan terus tumbuh, aku tetap istikamah mengembannya dan menunaikan hak-hak Al-Qur’an hingga akhir hayat. Semoga Al-Qur'an memberi syafaat padaku di akhirat kelak. Aamiin.

Bogor, 17 Maret 2025/ 17 Ramadan 1446 H

Baca juga:

0 Comments: