Al-Qur'an, Teman Setia yang Selalu Menemani
Oleh. Hanif Eka Meiana (Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil) ..." (QS. Al-Baqarah 2: 185).
Ada kesan yang mendalam, jika bercerita tentang Al-Qur'an. Selain karena Al-Qur'an berisi firman Allah Swt dan sebagai mukjizat terbesar baginda Nabi Muhammad Saw, Al-Qur'an juga senantiasa menemani hari-hariku. Baik, akan kuceritakan satu per satu, semoga hal ini menjadi hikmah bagi para pembaca.
Aku termasuk yang cepat belajar Iqra. Dulu saat aku duduk di bangku sekolah dasar (SD), aku selalu rajin mengikuti Taman Pendidikan Al Qur'an (TPA). Walau saat cuaca kurang mendukung, seperti panas yang terik ataupun hujan yang turun, aku tetap berangkat mengaji. Jarak antara rumah dengan TPA terbilang tidak terlalu dekat dan juga tidak terlalu jauh. Sehingga, kadang kala aku naik becak atau bahkan jalan kaki sendiri. Ada perasaan bahagia kala aku mengaji bersama teman-teman dan ustazah.
Beruntung, di saat aku kelas 4 atau kelas 5 SD, aku sudah mampu dan lancar membaca Al-Qur'an. Saat itu pula aku mendapat Al-Qur'an yang pertama. Aku dan teman-teman TPA, memulai dengan rutin membaca juz 27. Entah mengapa ustazah meminta kami mengulang-ulang juz tersebut, hingga aku menjadi sering dan hafal beberapa ayatnya.
Setiap kali bulan Ramadan, aku juga sering berinteraksi dengan Al-Qur'an, bahkan lebih dari hari-hari biasanya. Hal ini karena aku memahami, bahwa ada banyak keutamaan mesra bersama Al-Quran di bulan Ramadan. Hampir sering aku hadir tadarusan bersama tetangga di perumahanku setelah selesai menjalankan salat tarawih. Dan asyiknya lagi, saat sudah khatam, kami merayakannya dengan syukuran kecil-kecilan.
Kebiasaan itu terus berlanjut, hingga aku remaja. Walau disibukkan dengan aktivitas belajar di sekolah, aku tetap ingin, bahkan rindu jika jarang membaca Al-Qur'an. Perasaan kecintaan itu juga aku pupuk hingga aku duduk di bangku kuliah. Aku mendapatkan kampus yang mengenalkan aku lebih dalam dengan Al-Qur'an. Dari kampus itulah aku mulai memahami sedikit demi sedikit makna dan kandungan di dalamnya.
Kukira menjadi seorang muslim hanya dituntut untuk menjalankan yang wajib saja, seperti yang diketahui oleh masyarakat pada umumnya. Salat, puasa, membaca Al-Qur'an, sedekah dan semisalnya. Ternyata, ketika aku bergabung dengan kelompok kajian keislaman, aku sadar bahwa yang Allah perintahkan kepada kita tak sekadar itu saja. Aku pun mengenal Islam lebih dalam dari sana.
Membuka ayat demi ayat dan menyelami kandungan maknanya. Awalnya terasa sulit dan aku merasa kalah dari teman-temanku yang sudah jauh berlari mencapai pemahaman Islam yang kafah. Namun, dengan dukungan penuh dari orang tua dan teman-temanku juga tekadku untuk menjadi orang yang lebih baik, maka kubulatkan tekad untuk serius belajar Islam.
Beruntungnya kami diajarkan untuk dakwah, mencari kebenaran sejati dan mengetahui kerusakan yang ada di umat. Bahwa, tanpa penerapan aturan Islam, niscaya akan muncul banyak permasalahan dan kerusakan yang tiada akhir. Jauhnya mereka dari mengenal hukum-hukum Allah, tak betul-betul memahami isi Al-Qur'an dan kecintaan yang berlebihan terhadap dunia menjadikan umat hari ini mundur dan menderita.
Dari para dosen, pembina, musrifah dan beberapa ustazah lainnya, aku dapat menimba ilmu yang sangat bermanfaat. Dari sanalah aku memulai hijrahku. Rasa penasaran membawaku ingin menyelami lebih dalam bagaimana menjadi muslim sejati. Kampus kami juga menargetkan untuk dapat hafal ayat-ayat yang berkaitan dengan ekonomi, hampir mencapai 1 juz.
Dalam proses hijrahku, aku semakin giat belajar dan berbenah. Alhamdulillah Allah Swt menuntunku ke jalan yang diridai-Nya. Aku kemudian menjalani ta'aruf dengan teman sekampusku dan berlanjut ke jenjang pernikahan. Hal yang menarik adalah permintaanku kepadanya soal mahar. Bahwa, mahar yang kuinginkan ialah Al-Qur'an terjemahan. Hanya itulah yang terpikir dalam benakku. Harapannya dengan Al-Qur'an itu aku dapat mengajari anak-anakku dan menjadikan keluarga kami cinta akan Qur'an.
Aku dan suami, selalu mengupayakan agar keluarga kami berada pada tuntunan syariat. Menjauhi segala yang dilarang oleh Allah Swt dalam Al-Qur'an dan menjalankan perintah-Nya. Satu persatu datang Al-Qur'an baru kepadaku. Suami menghadiahkan beberapa Al Qur'an lagi kepadaku, juga hadir dari temanku. Total yang kupunya sekitar 7 Al-Qur'an. Dan semua kubaca secara bergantian.
Hingga di tahun 2023, aku bertemu dengan komunitas Sahabat Surga Cinta Al-Qur'an (SSCQ). Ada mimpi yang ingin segera kuwujudkan. Yakni, khatam terjemahan Al-Qur'an. Selama ini aku sering khatam Al-Qur'an, tetapi belum pernah khatam terjemahannya. Beruntung bisa bergabung dengan komunitas SSCQ, aku dapat menyelami ayat demi ayat, mengambil hikmahnya juga sebagai bahan untuk dakwah kepada umat.
Aku jadi lebih tahu dan faham ayat-ayat cinta Allah Swt. Pesan-pesan dalam Al-Qur'an menjadi bahan renungan untuk aku berusaha menjadi manusia lebih baik kedepan. Mengisi setiap detik dengan beramal untuk kehidupan di akhirat. Berbagi kebaikan dengan sesama walau tidak selalu berupa materi. Aku juga merasa bahwa waktu harus betul-betul kugunakan dengan sebaik-baiknya. Jangan biarkan berlalu tanpa adanya amal.
Aku belajar istikamah untuk dapat tilawah Al-Qur'an setiap hari dan membaca terjemahannya bersama teman-teman SSCQ. Seperti bulan Ramadan tahun ini, aku juga membuat target dapat menyelesaikan challenge ODOJ plus plus. Tak hanya itu, bertambahnya pemahamanku akan Islam kafah, mengenal urgensi dakwah, dikuatkan pula dengan firman-firman Allah Swt dalam Al-Qur'an yang sering kubaca, kini Allah Swt menjadikan waktuku lebih berkah.
Aku memegang beberapa amanah baik di masyarakat, di keluarga maupun dalam dakwah. Setiap hari aktivitasku beberapa berkaitan dengan kewajiban yang ada dalam Al-Qur'an. Nikmatnya iman, persaudaraan dan kebahagiaan yang terpancar dari mesranya kita dengan Al-Qur'an. Hingga, rasanya kebahagiaan ini tak cukup kita sendiri yang merasakan. Tapi juga ingin dibagi kepada yang lainnya. Al-Qur'an menjadi teman setia yang selalu menemani.
Semoga semakin banyak yang ingin belajar Al-Qur'an, semakin banyak yang mau memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan. Hingga kita diberkahi oleh Allah Swt. Mulai dari individu, masyarakat hingga negara. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk selalu mesra dengan Al-Qur'an, memahami isinya dan mengamalkannya serta mendakwahkannya. Dari Al-Qur'an kita punya pedoman untuk menjalani kehidupan. Di sana pula terdapat berbagai solusi atas setiap problem kehidupan manusia.
Semoga kita menjadi keluarga Ahlu Qur'an. Menjadikan Al-Qur'an mewarnai kehidupan kita. Dan kita diwafatkan dalam keadaan berpegang teguh pada Syariat-Nya Allah Swt. Aamiin Allahumma Aamiin.
Barakallahu fiikum.
Klaten, 18 Maret 2025. [US]
Baca juga:

0 Comments: