Headlines
Loading...

Oleh. Erna Kartika Dewi 
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Bulan Ramadan adalah bulan yang sangat dinantikan dan dirindukan oleh semua kaum muslim yang ada di muka bumi ini. Setiap saat, semua umat muslim selalu meminta kepada Allah agar bisa dipertemukan kembali dengan datangnya bulan Ramadan. Siapa pun selalu ingin bertemu dengan bulan mulia ini, karena banyaknya limpahan pahala yang terdapat di dalamnya.


Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda:

أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Artinya: 
Telah datang kepadamu bulan Ramadan, bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan padamu berpuasa di bulan itu. Dalam bulan itu dibukalah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.” (HR. An-Nasa'i)


Begitupun dengan diri ini. Kebahagiaan menyambut Ramadan ikut dirasakan. Akan tetapi, seketika merenung dan teringat semua yang sudah dijalani, betapa baik dan sayangnya Allah padaku. Sudah begitu banyak Ramadan yang aku temui, sedari kecil hingga saat ini, ketika usia telah memasuki usia lonceng pertama. Dan Alhamdulillah, Allah masih mengizinkan sang pendosa ini untuk mengubah diri dan belajar lebih dalam lagi tentang Islam, Allah juga mengizinkan untuk menapaki jalan hijrah yang sangat indah. Semua itu adalah anugerah terindah yang Allah berikan kepadaku dan selalu aku syukuri hingga saat ini. 


Ketika Ramadan tahun ini tiba, ada rasa syukur yang terucap dari bibir ini. Alhamdulillah, Allah masih mengizinkan aku untuk bertemu Ramadan. Alhamdulillah, Allah masih memberikan kesempatan dan umur yang panjang bagi diri ini sehingga bisa beribadah di bulan mulia ini. Meskipun di bulan sebelumnya sempat dilanda ujian sakit yang lumayan panjang, tapi alhamdulillah ketika memasuki Ramadan, semua sakit itu terempas dengan kesyahduan Ramadan. 
Inilah yang membuat air mataku selalu menetes setiap kali mengingat semua kasih sayang Allah kepadaku.


Dan tiba-tiba muncul sebuah pemikiran, "Bagaimana jika ini adalah ramadan yang terkahir buatku?"
Karena sejatinya, yang namanya bulan Ramadan itu pasti akan selalu datang di setiap tahunnya, tapi belum tentu dengan kita. Karena, jangankan untuk jangka waktu satu tahun ke depan, hitungan 1 atau 2 detik ke depan pun, semuanya masih menjadi rahasia Allah. 


Ya Allah ...,
Tiba-tiba saja air mata kembali mengalir dengan derasnya, membayangkan bagaimana jika ini adalah Ramadan terakhirku. Apa yang harus aku lakukan? Sudah cukupkah bekalku selama ini? Sudah layakkah aku di hadapan Allah? 


Aku merasa bekal yang dimiliki masih sangatlah kurang. Aku pun tak tahu apakah selama ini semua yang aku perbuat itu diterima oleh Allah. 


Dan bagaimana dengan semua orang  yang ada di sekitarku? 
Kubayangkan wajah mereka satu per satu.
Mulai dari suamiku nun jauh di pulau seberang. Jika ini Ramadan terakhirku, akan aku sampaikan jutaan kata maaf untuk suamiku, karena mungkin selama menjadi istri beliau, aku banyak berbuat khilaf. Lisan ini dan juga tingkah ini, mungkin ada yang kurang berkenan di hati beliau. Kewajiban sebagai seorang istri pun mungkin masih banyak kurangnya dan banyak yang terabaikan. Semoga beliau  memberikan rida kepadaku, hingga saat terakhirku nanti dan mengikhlaskan aku ke hadirat Sang Pencipta dengan penuh cinta, kasih sayang, dan juga doa yang tiada henti.


Kemudian wajah berikutnya adalah wajah mamahku. 
Sosok istimewa yang selalu menemaniku hampir di sepanjang hidupku. Sosok mulia yang mungkin belum bisa aku bahagiakan hingga saat ini. Meskipun kadang terjadi banyak kesalahpahaman di antara kami, tetapi aku selalu berdoa agar Allah mengizinkan dan memberikan aku kemampuan untuk membahagiakan Mamah dan mengukir senyum di wajah Mamah. Tetapi, jika ternyata Allah memanggilku terlebih dahulu, mungkin aku harus berpisah dengan sosok istimewa itu. Semoga Mamah memaafkan semua kesalahanku, dan tetap berkenan untuk mengirimkan doa-doa terbaiknya untukku. 


Kemudian wajah anak-anakku. 
Ya Allah, dalam setiap doa aku selalu meminta kesehatan dan umur yang panjang agar bisa bersama mereka hingga nanti. Tapi, aku pun tak bisa tawar-menawar dengan semua ketetapan-Mu. 

Jika saat ini, menjadi Ramadan yang terakhir buatku. Jagalah anak-anakku selalu, ya Rabb. 
Aku titipkan mereka kepada-Mu, karena Engkaulah sebaik-baik penjaga dan pelindung. Bahagiakanlah mereka, mudahkan semua urusannya, dan kabulkan apa yang menjadi hajat dan keinginannya. Jadikanlah mereka anak yang salihah dan senantiasa berada di jalan-Mu yang lurus, agar kelak bisa terus mendoakan aku ketika sudah tak bersama mereka lagi. 

Semoga mereka memaafkan semua salah dan khilafku, meskipun aku belum bisa menjadi Ibu yang sempurna, tetapi cinta dan sayangku tak pernah habis untuk mereka, bahkan ketika raga ini sudah tak ada lagi di muka bumi ini.


Berpindah lagi ke wajah kakakku. 
Ya Rabb, beliau satu-satunya kakak yang kumiliki. Aku pernah meminta kepada-Mu ingin terus bersamanya hingga kami menua  bersama pasangan kami, menyaksikan anak-anak yang tumbuh dewasa sambil mengurus Mamah.

Tapi, lagi-lagi aku pun tak mampu untuk mengelak atau menghindar dari segala sesuatu yang Engkau gariskan untukku. 
Kakakku ini, sekaligus juga guruku. Beliau adalah sosok yang paling tahu tentang hidupku, baik suka maupun dukaku. Semoga kakakku bisa menjaga anak-anakku dengan baik, bisa menjaga Mamah dan tak pernah lupa untuk mendoakan aku setiap saat.


Ya Rabb, bergetar rasanya ketika membayangkan semua ini. Membayangkan andai ini adalah Ramadan terakhirku. Terbayang wajah semua guruku, wajah sahabatku dan wajah orang-orang yang pernah berhubungan denganku. Ingin kukatakan kepada mereka semua, jika aku memiliki kesalahan baik dalam tutur kata maupun perbuatan, semoga mereka mau memaafkan aku. Jika aku masih memiliki urusan apa pun bersama mereka, semoga mereka bisa lebih bijak dalam menyikapinya dan tak pernah bosan untuk mendoakan aku. 


Ketika berandai-andai  bahwa ini adalah Ramadan terakhirku, aku akan lebih fokus lagi dalam beribadah. Akan kuhiasi hari-hariku dengan semua hal yang Engkau sukai, ya Rabb. Beribadah apa pun itu. Dan akan terus memeluk Al-Qur'an di setiap detik waktu yang kumiliki, karena itulah yang akan menjadi temanku nanti.


Aku juga ingin terus berbuat baik kepada siapapun, ingin semakin gencar berbagi dalam kondisi apa pun. Aku hanya ingin Allah rida dengan semua yang aku lakukan dan semua hal itu bisa bernilai pahala kebaikan buatku.


Aku adalah manusia yang penuh dengan dosa. Aku tak pernah tahu apakah yang kulakukan ini selama ini sudah diterima oleh Allah dan masuk dalam kategori baik juga layak atau tidak.

Aku tak tahu apakah di antara semua amalan yang kulakukan untuk merayu Allah itu, benar-benar disukai oleh Allah ataukah sebaliknya. 

Ya Allah, aku benar-benar tak tahu amalan mana yang akan Engkau terima. Karena itu, izinkan aku untuk terus berbuat baik. 
Izinkan aku agar bisa  memanfaatkan sisa waktu yang ada untuk mengumpulkan pundi-pundi jariyah.

Akan ada banyak doa yang dipanjatkan, akan aku basahi lisan ini dengan doa dan zikir yang kutujukan kepada-Mu, aku akan lebih fokus untuk beribadah, salat tepat waktu, memperbanyak qiyamul lail dan meminimalkan waktu tidurku. Aku akan terus berbuat baik pada siapa pun yang kutemui. Karena apa? Agar ketika aku berpulang nanti, ketika malaikat Izrail datang menghampiriku, hanya kebaikan yang akan diingat terus oleh semua orang. 

Ingin kukatakan pada semua orang, ingatlah terus tentang semua hal baik tentang aku dan lupakanlah semua hal buruk tentangku. Jangan lupa doakan aku, karena hanya doa yang aku harapkan ketika sudah berpulang nanti.


Ya Rabb,
ampunilah semua dosaku, yang kecil maupun yang besar, yang pertama maupun yang terakhir, yang terang-terangan maupun yang tersembunyi. Mampukan aku mengejar Cinta-Mu yang tiada putus itu, Ya Rabb.


Ya Allah, 
Matikan aku dengan ucapan syahadat di lidahku, matikan aku dalam keadaan husnul khatimah dengan kalimat syahadat di bibirku.
Luaskan kuburanku dan terangi dengan cahaya. 

Ya Allah, aku memohon naungan-Mu di padang Mahsyar. Ringankanlah pertanyaan tentang kuburan. Matikan aku dalam keadaan beribadah dan hidupkan aku dalam keadaan yang sama. 


Ya Allah, jauhkanlah aku dari rasa takut, kecemasan, dan kengerian di hari pengadilan. Letakkan buku catatan amalku di tangan kananku. Jadikanlah aku beruntung di mizan. 


Ya Allah, bantulah aku melewati shirat secepat kilat. Janganlah Kau berikan amal baikku kepada orang lain. Janganlah Kau pertontonkan kesalahan serta dosaku di hadapan orang lain pada hari pengadilan. 
Dan pertemukan aku dengan keluargaku di jannah.


Ya Allah, ampunilah dosa-dosa yang tidak kuingat dan dosa-dosa yang bahkan tidak aku anggap sebagai dosa. Berikanlah ujung usia yang indah buatku, ya Rabb. Ujung usia yang menjadi mimpi bagi semua umat muslim.


Aamiin aamiin, ya Rabbal 'alaamiin. []

Baca juga:

0 Comments: