Headlines
Loading...
Cerdasnya Sistem Islam dalam Menangani Banjir

Cerdasnya Sistem Islam dalam Menangani Banjir

Oleh. Indri Wulan Pertiwi
(Kontributor SSCQMedia.Com, Aktivis Muslimah Semarang)

SSCQMedia.Com—Banjir yang terus menghantui dan menimbulkan kerusakan berkelanjutan membutuhkan solusi yang komprehensif untuk mencegah terulangnya kejadian ini di masa mendatang. Pentingnya menangani akar permasalahan banjir daripada hanya merespons setelah kejadian menjadi kunci dalam mengatasi masalah ini secara efektif.

Yus Budiono, seorang peneliti ahli madya dari pusat riset limnologi dan sumber daya air BRIN, telah mengidentifikasi empat faktor utama yang menyebabkan banjir di Jabodetabek. Faktor-faktor tersebut meliputi penurunan muka tanah, perubahan tata guna lahan, kenaikan muka air laut, serta kondisi cuaca ekstrem. Penurunan muka tanah dinilai sebagai faktor terbesar yang berkontribusi terhadap risiko banjir, diikuti oleh perubahan tata guna lahan dan kenaikan muka air laut. Yus juga mencatat bahwa perubahan iklim global telah menyebabkan peningkatan intensitas peristiwa ekstrem, seperti hujan yang lebih deras dari biasanya. Banjir di Jabodetabek dapat disebabkan oleh hujan lokal, luapan sungai, dan pasang laut, dengan banjir terbaru lebih disebabkan oleh luapan sungai akibat hujan intens di hulu sungai.
(tribunnews.com/9/03/2025)

Bencana banjir dan masalah lingkungan lainnya sebenarnya berkaitan dengan sistem secara keseluruhan dan memerlukan solusi yang bersifat menyeluruh. Faktor seperti cuaca ekstrem terkait erat dengan perubahan iklim yang dipengaruhi oleh perilaku manusia terhadap alam, termasuk akibat dari kebijakan pembangunan yang tidak ramah lingkungan.

Dalam konteks ini pembangunan dalam sistem kapitalisme sering kali menjadi faktor utama penyebab banjir. Logika kapitalisme yang mengejar keuntungan ekonomi menyebabkan penyalahgunaan lahan, deforestasi, pembangunan tidak terencana, dan dampak negatif lainnya yang turut berkontribusi terhadap terjadinya banjir. Oleh karena itu, perlu dilakukan tinjauan mendalam untuk mencari solusi yang tepat dalam mengatasi dampak pembangunan ala kapitalisme terhadap banjir.

Sejatinya hujan deras tidak akan menjadi masalah besar jika lahan hutan tidak ditebang, tanah tidak diubah menjadi beton, aliran sungai tidak terganggu, dan sistem drainase diatur dengan baik. Sebab kita percaya bahwa Allah menciptakan alam dengan keseimbangan dan harmoni, dan adanya hujan seharusnya membawa berkah bukan bencana.

Namun, adanya eksploitasi alam seperti penambangan, perubahan fungsi lahan, dan penggundulan hutan terjadi dalam skala yang tidak terkendali menunjukkan wajah asli dari kapitalisme. Dan sebagai akibat dari pembangunan yang hanya berorientasi pada keuntungan tanpa memperhatikan lingkungan dan keberlangsungan hidup. Menjadikan bencana banjir yang berulang dan semakin meluas.

Meskipun upaya mitigasi dilakukan, seringkali hanya sebatas tindakan domestik, di mana masalah inti jarang tersentuh, sebab mitigasi bencana membutuhkan pendekatan multisektoral yang melibatkan pendidikan, penelitian, teknologi, infrastruktur, regulasi, serta membutuhkan dana yang besar. Namun, hal ini tentunya menjadi masalah sendiri bagi negara yang selalu terhimpit oleh utang.

Sejatinya dunia saat ini sangat membutuhkan sistem Islam karena sistemnya berbeda secara fundamental dengan kapitalisme yang ada saat ini. Sistem Islam didasarkan pada keimanan dan ketaatan kepada Tuhan sebagai Pencipta dan Pemelihara alam semesta, sementara kapitalisme cenderung mementingkan kepentingan pemilik modal yang bisa merusak lingkungan.

Ajaran Islam menekankan harmoni dan keseimbangan, dengan memperlakukan alam sebagai bagian dari iman. Pemeliharaan alam adalah tugas umat manusia sebagai khalifah (pemelihara), sehingga merusak alam dianggap sebagai dosa dan kemaksiatan. Konsep ini memunculkan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya menjaga lingkungan sebagai wujud pengabdian kepada Allah Swt.

Selain itu, penguasa dalam Islam diwajibkan bertanggung jawab sebagai pengurus dan pelindung umat, dengan menerapkan syariat Islam secara menyeluruh yang mengatur halal-haram serta menjaga keseimbangan alam. Islam menegaskan bahwa sumber daya alam seperti hutan, sungai, dan tambang adalah milik bersama rakyat, diatur dengan tata ruang yang baik oleh negara.

Eksploitasi sumber daya secara sembarangan dilarang dalam sistem Islam. Hal ini mencerminkan kesadaran akan keberlanjutan dan perlindungan lingkungan. Adapun sistem keuangan negara Islam yang berbasis Baitul Mal memiliki dukungan dana yang kuat dan stabil, yang diperoleh dari berbagai sumber yang sesuai syariah, sehingga negara selalu siap ketika menghadapi bencana.

Untuk mencegah banjir, negara terlebih dahulu akan menganalisis penyebab terjadinya banjir dan memetakan wilayah yang terdampak. Jika banjir disebabkan oleh keterbatasan daya tampung tanah akibat hujan, gletser, pasang surut, dan lain sebagainya, Khilafah akan membangun bendungan yang mampu menampung luapan air sungai, curah hujan, dan sebagainya.

Dan itu bisa dibuktikan dari penelitian sejarah yang menunjukkan bahwa khilafah Islam pada masa lalu telah berhasil membangun bendungan untuk irigasi dan pengendalian banjir. Contohnya adalah Bendungan Shadravan, Terusan Darian, Bendungan Jareh, Terusan Gargar, dan Bendungan Mizan di Provinsi Khuzestan, Iran selatan. Di Spanyol, era Khilafah juga mencatat pembangunan bendungan di sungai Turia, yang hingga kini masih berdiri, dapat menjadi contoh bagaimana kecerdasan khilafah dalam pembangunan infrastruktur dan manajemen air.

Selain itu negara juga akan menerapkan ketentuan terkait izin dan larangan dalam mendirikan pemukiman di daerah rawan bencana dan menyiapkan sanksi bagi siapapun yang melanggarnya. Hal itu dilakukan demi menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat di bawah naungan khilafah.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem Islam bukan hanya sekedar menjadi solusi yang pintar, efisien, dan berdaya, namun juga sangat aktif dalam melindungi warganya. Dan dengan kembali ke prinsip-prinsip Islam melalui penerapan sistem Islam kaffah atau Khilafah, niscaya masalah banjir akan terselesaikan.

Wallahu a'lam. [Rn]

Baca juga:

0 Comments: