Headlines
Loading...
Hakikat Perang, Tidak Ada Kalah dan Menang

Hakikat Perang, Tidak Ada Kalah dan Menang

Oleh. Rina Herlina
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Baru-baru ini Kementerian Pertahanan Israel telah merilis jumlah pasukan militernya yang terluka dan cacat. Diperkirakan jumlahnya telah melonjak menjadi 78.000. Hal ini sekaligus mengkonfirmasikan betapa besarnya korban (dari pihak pasukan Israel) yang ditimbulkan oleh perang dan genosida Israel di Gaza.  Pengungkapan ini terjadi selama pertemuan komite khusus mengenai pekerja asing, yang diketuai oleh anggota Knesset Israel Eti Hava Attia. Dalam pembicaraan tersebut dia juga mengkaji terkait kebutuhan para prajurit yang terluka dan para veteran cacat yang membutuhkan perawatan (tribunnews.com 10-3-2025).

Perang hakikatnya tidak pernah membawa kemenangan yang sebenarnya, meski realitasnya Israel berhasil menghancurkan negeri Palestina. Ini karena semua pihak yang terlibat sejatinya mengalami kerugian dan penderitaan.

Perang hanya akan membawa kehilangan nyawa manusia. Ya, perang menyebabkan kematian dan cedera pada banyak orang, baik sipil maupun militer. Semua pihak mengalami kerugian, baik waktu, tenaga, pikiran bahkan nyawa.

Infrastruktur pun juga menjadi rusak, seperti bangunan, jalan, dan fasilitas umum. Meski secara umum Palestina paling parah mengalami kerusakan, namun sebenarnya pihak Israel juga mengalami kondisi kerusakan yang sama pada beberapa bagian infrastrukturnya.

Perang juga mengakibatkan kedua belah pihak mengalami penderitaan secara ekonomi. Akibat perang kedua negara rentan mengalami inflasi, pengangguran,
dan kerugian bisnis.

 
Kondisi penduduknya pun tidak jarang mengalami trauma psikologis yang berkepanjangan. Seperti yang terjadi terhadap anak-anak dan wanita di Palestina.

Maka, benarlah bahwa dalam sebuah peperangan tidak ada yang menang ataupun kalah, karena semua pihak sama-sama mengalami kerugian dan penderitaan. Oleh karena itu, alangkah lebih baik dan lebih indah jika kita semua mampu hidup damai dan saling berdampingan. Sebagaimana Islam mengajarkan pentingnya perdamaian.

Ya, Islam begitu menjunjung tinggi perdamaian dan mengajarkan umatnya untuk hidup damai dan harmonis dengan sesama manusia. Dalam Al-Qur'an, Allah Swt. berfirman: "Dan serulah mereka kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik." (TQS. An-Nahl: 125).

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan kita untuk berdakwah dan menyebarkan kebenaran dengan cara yang damai, sopan, dan penuh hikmah, bukan dengan kekerasan atau paksaan.

Selain itu, Islam juga mengajarkan umatnya untuk menghormati dan menghargai perbedaan, menjaga hubungan yang baik dengan sesama, menghindari permusuhan dan kebencian, dan selalu berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan siapapun.

Akan tetapi, Islam mengajarkan untuk bersikap keras kepada orang-orang yang jelas-jelas memusuhi Islam. Seperti yang ditunjukkan oleh bangsa Israel terhadap saudara kita di Palestina. Maka, orang-orang seperti bangsa Israel sangat boleh untuk diperangi. Apalagi mereka benar-benar menunjukkan permusuhannya terhadap Islam. Kita sebagai umat Islam wajib membela kehormatan saudara-saudara seakidah yang saat ini mengalami penindasan seperti yang terjadi di Palestina.

Islam memang agama rahmatan lil a'lamin. Akan tetapi jika musuh sudah menabuh genderang perang dengan menyakiti saudara-saudara kita, maka seharusnya tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali melawannya dan berdiri di garda terdepan untuk membela kehormatan Islam. Wallahualam. [ry].

Payakumbuh, 15 Maret 2025

Baca juga:

0 Comments: