Catatan Kajian
Hikmah di Balik Musibah yang Terjadi
Oleh. Eka Suryati
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Sebagai orang yang beriman tentu kita akan mengimani adanya qada dan qadar. Semua yang terjadi atas izin Allah semata, baik itu hal yang menyenangkan maupun yang tidak mengenakkan. Kita tak bisa menghindar apa yang sudah menjadi kehendak Allah.
Musibah terjadi bisa disebabkan hasil dari diri kita sendiri, bisa juga karena sudah ditentukan oleh Allah. Gunanya adalah untuk menguji sampai di mana keimanan kita kepada Allah, jika musibah itu menimpa diri kita.
"Ketika musibah melanda diri, apa yang harus kita lakukan?" tanya Ustaz Hilman kepada audiens, baik yang hadir di ruang Zoom secara online maupun yang berinteraksi lewat komentar yang ada. Bermacam jawaban diberikan oleh audiens. Ustaz Hilman memberikan apresiasi atas jawaban dari kami semua. Lalu beliau memberikan keterangan lebih lanjut atas pertanyaan beliau sendiri.
Ketika musibah menimpa diri kita, maka langkah-langkah yanga harus kita lakukan sebagai orang beriman adalah sebagai berikut: Pertama, bersabar dan rida terhadap ketetapan Allah. Allah berfirman:
"Dan sungguh, Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 155)
Sabar bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi tetap teguh dalam keimanan dan tidak berkeluh kesah secara berlebihan.
Kedua, mengucapkan kalimat istirja'. Ketika musibah datang, kita dianjurkan mengucapkan: "Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn" (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali). (QS. Al-Baqarah: 156)
Kalimat ini mengingatkan bahwa segala sesuatu adalah milik Allah, dan kita harus berserah diri kepada-Nya.
Ketiga, muhasabah (introspeksi diri). Musibah bisa menjadi teguran atau ujian untuk meningkatkan keimanan kita. Oleh karena itu, kita perlu mengevaluasi diri, memperbaiki kesalahan, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Keempat, memperbanyak doa dan istighfar. Kita berdoa agar diberikan ketabahan dan pertolongan dari Allah, serta memperbanyak istighfar untuk memohon ampun atas dosa-dosa yang mungkin menjadi penyebab musibah.
Kelima, tetap berikhtiar dan berserah diri kepada Allah. Selain bersabar dan berdoa, kita juga harus berusaha mencari solusi terbaik atas musibah yang menimpa, baik secara fisik maupun spiritual.
Keenam, mengingat bahwa ujian adalah tanda cinta Allah. Rasulullah saw. bersabda:
"Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya." (HR. Bukhari)
Dengan memahami hal ini, kita bisa menghadapi musibah dengan lebih lapang dada dan keyakinan bahwa ada hikmah di balik setiap ujian.
Ketujuh, menguatkan keyakinan akan ganjaran di akhirat. Musibah yang dihadapi dengan sabar akan menghapus dosa-dosa dan mendatangkan pahala besar di akhirat.
Dengan langkah-langkah di atas, insyaAllah kita bisa menghadapi musibah dengan ketenangan dan keimanan yang kuat.
Lalu Ustaz Hilman kembali menerangkan selalu ada dua sisi dalam kehidupan kita. Ada siang ada malam. Ada hitam ada putih dan sebagainya. Selama kita masih hidup di dunia, maka masalah akan selalu ada, tak perlu takut, hadapi saja dengan keyakinan bahwa Allah akan menolong kita dalam mengatasi masalah itu.
Lalu ketika ada peserta yang bertanya, bagaimana sikap kita terhadap orang yang tak mau berubah dan selalu bersikap buruk?
Dijawab oleh Ustaz Hilman, "Kita tidak bisa memaksa orang untuk berubah, yang bisa kita lakukan hanya mengingatkan, mengupayakan dengan nasihat atau perbuatan yang baik, selebihnya biar Allah yang menentukan. Lalu jangan membenci orangnya, tapi bencilah perbuatannya. Kalau kita membenci orangnya, mala kita tidak mau mendoakan dia. Tapi kalau perbuatannya yang dibenci, maka kita akan mendoakan orang itu agar berubah dari perbuatan buruknya."
Banyak sekali sebenarnya yang dibeberkan oleh Ustaz Hilman, tetapi saya menuliskan yang dianggap penting saja untuk dijadikan catatan agar kita bisa dapat memetik hikmahnya.
Hikmah yang bisa didapatkan dari mendengarkan kajian ini adalah kita harus sabar dalam menghadapi musibah yang terjadi. Ucapkan kalimat istirja dan perbanyak istighfar ketika musibah mendera kita. Lakukan instrospeksi diri, siapa tahu musibah terjadi akibat dari perbuatan kita sendiri. Tidak lupa mohon perlindungan dan pertolongan dari Allah, sebab tak hal yang terjadi di kehidupan kita tanpa seizin dari Allah.
Lalu, kita tak boleh membenci seseorang, walupun dia adalah seorang yang buruk perbuatannya, tapi bencilah perbuatannya itu. Itu akan memberi kita peluang untuk mendoakannya agar mau berubah.
Demikian kajian kali ini, semoga dapat diambil hikmahnya.
Kotabumi, 1 Maret 2025 [My]
Baca juga:

0 Comments: