Oleh. Maya Firdaus
(Kontributor SSCQMedia.Com, Aktivis Dakwah)
SSCQMedia.Com—Tagar #IndonesiaGelap sedang menjadi trending beberapa hari ini. Bukan hanya trending di media sosial, aksi demo pun dilakukan oleh mahasiswa dari berbagai wilayah Indonesia. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI mengundang para mahasiswa dari kampus almamater kuning untuk berkumpul di Lapangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI pada pukul 09.00 WIB, sambil mengusung lima tuntutan (Tirto.id, 17/02/2025). Salah satu tuntutan yang digaungkan para mahasiswa adalah tentang efisiensi anggaran dan evaluasi program MBG.
Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi program unggulan Presiden Prabowo pada saat kampanye menuai pro dan kontra. Pasalnya, dana dari program MBG tersebut menyebabkan efisiensi anggaran di berbagai instansi. Salah satunya anggaran pendidikan dan pemotongan biaya KIPK (Kartu Indonesia Pintar Kuliah). Hal tersebut dapat menyebabkan mahasiswa penerima KIPK terancam putus kuliah.
Bagaimana tidak, penerima KIPK sebagian besar berasal dari mahasiswa yang kurang mampu. Mereka mengandalkan sebagian besar kebutuhan dari dana KIPK yang disalurkan pemerintah. Apabila ada pemotongan biaya KIPK maka mahasiswa penerima KIPK akan kesulitan dalam pembiayaan dan bisa saja mereka akan putus kuliah dan merelakan cita-citanya.
Selain digunakan untuk anggaran program MBG, efisiensi juga akan disalurkan untuk dana investasi Danantara. Seperti yang yang dikutip pada Kompas.id, 25/02/2025, bahwa pemerintah akan menyalurkan sepenuhnya hasil pemotongan anggaran senilai Rp308 triliun untuk dana investasi BPI Danantara. Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pengumuman mengenai pemanfaatan hasil efisiensi anggaran saat meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 24/2/2025. Hal tersebut, membuat masyarakat geram. Pemangkasan anggaran yang dialokasikan untuk program presiden ternyata berdampak langsung kepada masyarakat. Di antaranya program Makan Bergizi Gratis (MBG), ketahanan pangan, dan renovasi sekolah.
Investasi pemerintah kepada Danantara dinilai kurang efisien. Efisiensi yang seharusnya digunakan untuk program yang berdampak langsung kepada masyarakat justru membuat sebagian sektor terpukul akibat efisiensi. Selain itu, manfaat dari Danantara sendiri kemungkinan besar akan dapat dirasakan dalam jangka panjang. Sementara kerugian akibat efisiensi sudah dirasakan saat ini. Terlebih Danantara transparansi dan akuntabilitasnya masih dipertanyakan. Sehingga bukan tidak mungkin jika dana investasi Danantara menjadi ladang bagi para koruptor untuk meraup keuntungan.
Tagar #IndonesiaGelap dan demo mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia merupakan bentuk protes dan ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang dianggap semakin jauh dari prinsip keadilan sosial. Aksi demo akan terus berlanjut, dan puncak aksi demo Indonesia gelap rencananya akan digelar pada 20 Oktober 2025.
Dengan puncak aksi yang akan dilaksanakan pada 20 Oktober 2025, para mahasiswa berharap dapat menyampaikan aspirasi mereka secara lebih luas serta mendorong terwujudnya perubahan yang lebih baik bagi negara. Tetapi, apakah hanya dengan demo dan tagar #IndonesiaGelap yang menjadi trending di media sosial dapat mengubah kebijakan pemerintah dan mewujudkan perubahan yang lebih baik? Tentu saja tidak. Kalaupun dapat mewujudkan perubahan itu hanya akan berlangsung sebentar saja. Sementara, perubahan yang sesungguhnya hanya menjadi sebuah ilusi, dan angan-angan masyarakat saja.
Pada kenyataannya segala persoalan yang terjadi di Indonesia merupakan sebuah hasil dari sistem kapitalisme yang menyebabkan kezaliman dan kemungkaran terhadap umat. Kemungkaran yang merupakan keharaman dalam syariat Islam hanya bisa diubah dengan Islam. Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah, “Siapa saja yang melihat kemungkaran, ia wajib mengubah dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka wajib dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka wajib dengan hatinya. Itu merupakan selemah-lemah iman.” (HR Muslim).
Dalam hadis tersebut menyebutkan bahwa kita harus mengubah suatu kemungkaran.
Selain itu, dalam QS. Ali Imran ayat 104 yang artinya, “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Dalam ayat ini disebutkan bahwa merupakan suatu kewajiban bagi segolongan atau kelompok untuk menyeru (amar makruf) dan mencegah (nahi munkar) serta mengajak kepada ketaatan dan melarang kemaksiatan.
Pemuda atau mahasiswa adalah agen perubahan yang sudah seharusnya melek politik dan hukum. Namun, sangat di sayangkan demo pemuda yang dimotori seluruh mahasiswa seluruh Indonesia tidak didasari dengan solusi yang hakiki yaitu penerapan sistem Islam. Mahasiswa seharusnya mengerti dan memberikan solusi yang benar, di mana solusi yang benar hanyalah dengan Islam, sehingga mahasiswa bukan hanya mengkritik pemerintah tetapi juga mampu menyuarakan solusi Islam di tengah masyarakat yang menjadikan negeri ini menjadi lebih bercahaya dengan Islam.
Oleh karena itu, haruslah mahasiswa turut mengikuti dan bergabung dengan partai politik yang ideologis, yang menawarkan Islam sebagai solusi bukan sekadar janji. Sehingga dapat mengawal perubahan negeri sesuai teladan Rasulullah saw. [An]
Baca juga:

0 Comments: