Konflik Palestina dan Pengkhianatan Global: Saatnya Kembali kepada Islam Kaffah
Oleh. Novi Ummu Mafa
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Konflik Palestina kembali menyoroti ketidakadilan yang melekat dalam tatanan dunia internasional saat ini. Keadilan hanyalah ilusi yang diberikan oleh negara-negara adidaya yang menutupi hegemoni kapitalisme global.
Hal ini dibuktikan ketika usulan Mesir mengenai rekonstruksi Gaza pasca-perang, yang menawarkan dana sebesar 53 miliar USD ditolak mentah-mentah oleh Amerika Serikat. Washington dengan tegas menolak proposal yang mengharuskan otoritas Palestina mengelola Gaza, dengan alasan bahwa Hamas harus sepenuhnya disingkirkan terlebih dahulu. Sementara itu, Zionis terus menuntut pengusiran penuh terhadap Hamas sebagai syarat utama gencatan senjata. (tribunnews.com, 05-03-2025).
Trump, tidak hanya mengabaikan hak-hak dasar rakyat Palestina tetapi juga mencerminkan dukungan terang-terangan terhadap pembersihan etnis yang melanggar hukum internasional. Penolakan terhadap rencana Mesir dan dukungan terhadap kebijakan Zionis menunjukkan bahwa kekuatan besar dunia lebih memilih mempertahankan dominasi geopolitik daripada menegakkan keadilan bagi rakyat tertindas.
Sikap AS ini menegaskan keberpihakan mutlaknya terhadap kepentingan Zionis. Negara-negara Arab yang seharusnya membela Palestina malah tunduk pada tekanan Barat dan menjadi sekadar pengikut tanpa daya. Indonesia pun hanya mampu menyuarakan penolakan diplomatis tanpa ada tindakan nyata. Sementara itu, rakyat Gaza terus mengalami penderitaan yang semakin parah akibat blokade bantuan kemanusiaan yang tak kunjung dihentikan. Inilah wajah asli sistem demokrasi sekuler liberal yang diagungkan dunia. Sistem ini secara nyata dan terang-terangan melanggengkan penjajahan atas nama diplomasi dan perundingan.
Kegagalan Sistem
Keputusan Washington untuk menolak rencana Mesir bukanlah keputusan yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari strategi panjang Barat dalam mempertahankan dominasi Zionis di Palestina. Sejarah membuktikan bahwa sejak berdirinya entitas Zionis pada tahun 1948, dunia Barat selalu berpihak kepada penjajah dan menekan perlawanan Palestina dengan berbagai cara.
Lantas, di mana peran negara-negara Islam? Kenyataannya, sebagian besar penguasa Muslim adalah antek-antek Barat yang tunduk pada kepentingan imperialisme global. Dengan sistem demokrasi sekuler yang mereka anut membuat mereka tidak memiliki keberanian untuk menentang AS dan para sekutunya. Diplomasi yang mereka usung hanyalah ilusi kosong yang tidak pernah membawa perubahan bagi Palestina. Justru, mereka lebih sibuk membangun hubungan ekonomi dan politik dengan Zionis, bahkan menjalin perjanjian normalisasi yang semakin mengkhianati perjuangan rakyat Palestina.
Sistem kapitalisme global juga menunjukkan perannya dalam memperparah kondisi Palestina. Alih-alih mengutuk kebiadaban Zionis, negara-negara Barat justru memperkuat supremasi Israel dengan aliran dana miliaran dolar, bantuan militer, dan berbagai resolusi yang berpihak pada kepentingan penjajah. Inilah buah dari sistem politik dan ekonomi yang bertumpu pada kepentingan segelintir elite, bukan pada keadilan dan kemaslahatan umat.
Solusi Islam
Realitas ini menegaskan bahwa solusi bagi Palestina tidak akan datang dari meja perundingan atau tekanan diplomasi yang dikendalikan Barat. Satu-satunya solusi sejati adalah jihad dan tegaknya Khilafah sebagai institusi politik Islam yang mampu membebaskan Palestina dari penjajahan Zionis.
Jihad adalah kewajiban yang diperintahkan oleh Allah untuk membela tanah kaum Muslimin yang dirampas oleh musuh. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al-Baqarah: 190).
Namun, jihad yang efektif tidak bisa dilakukan secara sporadis dan tanpa kekuatan politik yang terorganisir. Untuk itu, tegaknya Khilafah adalah suatu keharusan. Khilafah akan menyatukan umat Islam di bawah satu kepemimpinan yang sahih, yang memiliki kekuatan politik dan militer untuk mengusir penjajah dari tanah Palestina dan melindungi kehormatan kaum Muslimin.
Dalam sistem Khilafah, seluruh kekuatan umat Islam akan digerakkan untuk melawan dominasi Zionis dan membebaskan Palestina dengan kekuatan yang terorganisir. Tidak akan ada lagi perpecahan nasionalisme yang melemahkan, tidak ada lagi penguasa Muslim yang tunduk pada Barat, dan tidak ada lagi diplomasi yang hanya menjadi alat pelanggengan penjajahan. Khilafah akan mengembalikan Palestina ke pangkuan kaum Muslimin dengan strategi politik dan militer yang berlandaskan syariat Islam.
Maka, sudah saatnya umat Islam menyadari bahwa harapan kepada demokrasi dan kapitalisme adalah kesia-siaan. Palestina tidak akan pernah bebas selama dunia Islam masih berada di bawah cengkeraman sistem sekuler yang tunduk kepada kepentingan Barat. Perjuangan sejati bukanlah melalui diplomasi yang lemah, melainkan dengan menegakkan sistem Islam yang mampu melindungi kehormatan dan kemuliaan umat.
Palestina adalah milik kaum Muslimin, dan hanya Islam yang dapat membebaskannya. Sudah saatnya umat bangkit dan kembali kepada sistem yang hakiki, yaitu Islam dalam naungan Khilafah. [My]
Baca juga:

0 Comments: