Catatan Kajian
Mesra Bersama Ramadan, Agar Setiap Detik Ramadan Berbuah Ketakwaan
Oleh. Eka Suryati
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Ramadan datang menyapa. Hadirnya memberi sentuhan rasa yang berbeda. Diakui atau tidak, Ramadan tetap memberikan kesan istimewa di hati setiap orang, tidak terkecuali bagi orang-orang di luar Islam. Ramadan, hadirnya memang selalu didamba.
Kelas Literasi SSCQ hadir kembali. Bunda Lilik Yani, sang muassis, memberikan sedikit perbedaan waktu agar peserta bisa tetap menikmati pertemuan demi pertemuan di kelas literasi selama Ramadan, agar bisa menemani hari-hari kami.
Kelas Literasi yang biasanya hadir setiap hari Senin, pukul 19.00 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB, disesuaikan menjadi pukul 13.00 WIB sampai 15.00 WIB. Seandainya masih juga berhalangan karena berbenturan dengan berbagai agenda yang ada, maka peserta bisa kembali membaca materi dengan menyusuri banyak chat yang ada di WAG Literasi. Pokoknya, Bunda ingin kami memanfaatkan waktu Ramadan setiap detiknya.
Mengapa Bunda Lilik mengambil hitungan detik untuk bermesraan dengan Ramadan? Karena detik merupakan satuan waktu terkecil, sehingga tak ada waktu yang terbuang percuma, walau sesaat pun. Ramadan harus dimanfaatkan setiap detiknya.
Lalu launching kelas dimulai. Ini merupakan saat-saat yang dinantikan. Entahlah, selalu ada hal tak mampu dilukiskan dengan kata-kata setiap kali selesai menikmati launching literasi ini. Rasa, ya rasa yang hadir itu, yang membuat hati terpaut dan selalu rindu untuk menanti hadirnya launching Kelas Literasi.
Bunda hadir memberikan materinya. Bukan sekadar memberikan materi, tetapi Bunda membangun rasa, dari dialog-dialog yang ia lakukan. Ada rasa cinta yang begitu besar mengalir dari dialog-dialog itu. Cinta yang berasal dari Allah dan kami rasakan, rasanya tak berlebihan jika kami balas rasa cinta itu karena Allah jua. Rasa cinta dibalas dengan cinta. Itu merupakan wujud dari rasa syukur kami yang selalu diriayah oleh beliau. Dan Bunda juga selalu mengingatkan kami untuk selalu bersyukur. Mengapa beliau tak henti-hentinya mengingatkan akan rasa syukur itu? Dalam QS Al-A'raf ayat 10 Allah mengatakan :
وَلَقَدْ مَكَّنّٰكُمْ فِى الْاَرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيْهَا مَعَايِشَ ۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ
"Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan Kami telah menyediakan (sumber) penghidupan bagimu di sana. (Tetapi) sedikit sekali kamu yang bersyukur." (QS. Al-A'raf: 10)
Padahal kata Bunda, andai semua air laut menjadi tinta, dia akan kering sebelum semua nikmat Allah bisa kita tuliskan. Namun, ternyata hanya sedikit manusia yang pandai bersyukur, dan Bunda berharap kami semua yang ada di SSCQ ini menjadi bagian dari yang sedikit ini.
Ajakan "Mesra Bersama Ramadan", Bunda lakukan. Bunda bertanya seberapa gembira kami menyambut Ramadan. Kalau diberi skor dari 1 sampai 10, di angka berapa akan kami berikan sebagai ungkapan rasa gembira dan bahagia menyambut Ramadan? Kami dengan tegas dan kompak memberi skor 10.
Karena ingin bermesraan dengan sang tamu istimewa inilah, mengapa Bunda mengadakan kelas Mesra Bersama Ramadan (MBR) dengan target 30 juz. Itu semua Bunda lakukan agar di bulan yang penuh berkah ini, mesranya kami adalah mesra bersama Al-Qur'an. Bukankah Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Qur'an? Jadi wajar kalau kita ingin lebih dekat lagi dengannya. Perjuangan untuk mengisi detik Ramadan akan lebih bermanfaat jika kita isi dengan dialog mesra bersama ayat-ayat cinta-Nya.
Jangan ditanya kurikulum yang telah disusun Bunda, banyak keseruan dan trik yang harus kita lakukan agar satu-demi sata tugas kurikulum dapat diselesaikan. Semuanya berkaitan dengan Ramadan, sehingga bermesraan dengan Ramadan bisa terwujud andai kita mau mengerjakan satu demi satu tugas kurikulum yang diembankan sebagai amanah dari sang muassis.
Dalam setiap launching kelas ada ajakan mesra sang muassis untuk memaksimalkan amal perbuatan kita. Di bulan lain saja, ajakan itu begitu maksimal, apalagi di bulan Ramadan, akan lebih kuat lagi Bunda mengajak kita untuk berlari mengejar amalan-amalan di bulan Ramadan.
Dan tak dapatkah kita merasakan cinta sang muassis pada kita? Semua yang dilakukan beliau, yakinlah itu semua demi kebaikan kita bersama. Dialog mesra Bunda pada launching kelas Literasi ke-41 ini, makin menguatkan rasa yang ada. Sang muassis seakan-akan hadir, dialog terjadi dua arah, ada tanya ada jawab. Walau seriusnya materi yang disampaikan, namun tak terasa membosankan, tetap ada jawab berupa canda yang terjadi di kelas. Aliran rasa cinta mengalir lewat kata-kata, seakan mewakili isi hati Bunda yang ingin memeluk kami dengan begitu mesra. Aliran doa kami berikan, semoga bunda selalu sehat, tetap bersama kami, kami masih membutuhkan Bunda sebagai support sistem agar rida Allah dapat kita raih bersama-sama.
Kotabumi, 6 Maret 2025 []
Baca juga:

0 Comments: