Headlines
Loading...
Pelecehan Seksual di Sarana Pendidikan

Pelecehan Seksual di Sarana Pendidikan

Oleh. Henidya_Bundfat
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Akhir-akhir ini, sarana pendidikan menjadi momok menakutkan bagi para murid dan orang tua. Tempat yang seharusnya menjadi rumah kedua dalam menuntut ilmu setelah rumah orang tua, kini justru menjadi ancaman. Padahal banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah yang sudah dipilih,  percaya pada guru sepenuhnya atas perlindungan terhadap anak-anak mereka. Tetapi dengan adanya berita viral ini, membuat orang tua was-was dan khawatir akan keamanan putra putrinya.

Seperti yang terjadi di sebuah Sekolah Dasar di Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Seorang guru Pendidikan Jasmani tega berbuat keji, melakukan pencabulan terhadap delapan pelajar yang menjadi anak didiknya. Aksi bejat guru olahraga ini diketahui telah berlangsung sejak korban berada di kelas 1 SD. Korban berjumlah delapan dengan usia 8-13 tahun. "Pelaku KK adalah guru PJOK, melakukan aksinya kejinya dengan cara memanggil korban pada saat pelajaran PJOK. Pelaku  memangku atau mendudukkan korban, lalu  melakukan tindak pencabulan tersebut," kata Kasat Reskrim Polres Sikka, Iptu Djafar Alkatiri (Kontributor Tirto, 05/02/2025).

Dengan adanya peristiwa yang terus berulang ini, menunjukkan bahwa ini bukan sekadar kesalahan oknum semata tetapi juga akibat dari sistem demokrasi sekuler yang diterapkan di negeri ini. Sehingga perilaku manusia sangat jauh dari aturan agama.

Dennis, kuasa hukum SMK Kalideres mengatakan bahwa telah terjadi pelecehan terhadap 40 siswi yang dilakukan oleh oknum guru, di mana korbannya dilecehkan dengan cara memegang pundak, bersalaman lama, serta mengelus pinggul (Kompas.com, 7/3/2025).

Guru yang seharusnya menjadi panutan dan memberikan teladan yang baik, justru melakukan pelecehan seksual terhadap peserta didiknya. Hal ini tidak luput dari tontonan media liberal, lingkungan pergaulan dan sistem pendidikan sekuler yang diterapkan, sehingga sulit terwujudnya pribadi yang mulia.

Ini semua bertentangan dengan sistem Islam, di mana Islam mengatur seluruh kehidupan kita, tak terkecuali perilaku dalam pergaulan. Baik dengan seusia, yang lebih muda, ataupun yang lebih tua. Islam memiliki mekanisme yang mampu mencegah pelecehan seksual. Penerapan sistem pendidikan Islam, penerapan pergaulan Islam, penerapan sanksi Islam yang tegas, dan media yang islami, akan menutup celah-celah terjadinya pelecehan seksual.

Sistem Islam juga akan menguatkan ketakwaan individu, mengontrol masyarakat dan penerapan sistem Islam yang dilaksanakan oleh negara. Hal ini menjadi langkah konkret dalam mengatasi pelecehan seksual yang terus berulang dan tak kunjung usai. Wallahu’alam bisshawab. [MA]

Baca juga:

0 Comments: