Challenge Nuzulul Qur'an
Perjalananku Belajar Mengaji
Oleh. Ratty S. Leman
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Menurut berbagai riwayat, Al-Qur'an turun dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah sekaligus pada malam Lailatul Qadr. Kemudian dari Baitul Izzah turun ke bumi, disampaikan kepada Rasulullah dari Malaikat Jibril berangsur-angsur selama 23 tahun. Setelah diajarkan secara intensif kepada pada para sahabat, maka Al-Qur'an tidak hanya sekadar bacaan berpahala tetapi juga diterapkan oleh Rasulullah dan para sahabat dalam kehidupan nyata. Terus begitu, Al-Qur'an diamalkan oleh para tabi'in, tabiut tabi'in, dan para ulama penerus risalah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam.
Sejak Rasulullah berkuasa hingga zaman kekhalifahan para sahabat yang 4 (Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali). Berlanjut terus hingga kekhalifahan zaman Muawiyah, Abasiyah, Ustmaniyah. Kurang lebih selama 13 abad di 2/3 dunia, cahaya Al- Qur'an bersinar menerangi dunia.
Karena kekhalifahanlah, maka sampailah Islam ke Nusantara, dibawa oleh para wali utusan kekhalifahan Turki Utsmani yang akhirnya runtuh 3 Maret 1924 oleh penjajah Inggris.
Jejak Khilafah di negeri Nusantara inilah yang menyebabkan akhirnya nenek kakekku, bapak ibuku, dan keluarga besarku beragama Islam. Kami anak cucunya akhirnya juga beragama Islam. Secara keturunan kami beragama Islam sebagaimana agama mayoritas penduduk di Indonesia yang pada waktu itu 90 persen beragama Islam. Ya, saat masih SD dulu 90 persen agama mayoritas adalah Islam. Saat ini jumlah penduduk yang beragama Islam menurun persentasenya antara 78-80 persen.
Bagaimana ceritanya cahaya Al-Qur'an turun kepadaku? Karena agama keluarga besar kami Islam maka kami diajarkan tata cara sebagai orang Islam. Orang Islam itu harus shalat, puasa, zakat, haji, dan bisa membaca Al-Qur'an.
Sewaktu SD dulu, aku mengaji ke beberapa tempat. Awal aku belajar mengaji di Pak Wur, kemudian pindah ke Mbah Min, pindah lagi ke Pak Basri, setelah itu pindah lagi ke Bu Rum. Begitulah kenanganku saat kecil. Berpindah-pindah ke tempat mengaji turutan (metode belajar Al- Qur'an) sebelum masuk Al-Qur'an. Sedangkan untuk hafalan Al-Qur'an, aku dapatkan di sekolah dan saat shalat tarawih di musala karena imamnya biasanya membaca Juz Amma (juz 30). Alhamdulillah akhirnya Allah mengizinkan aku hafal beberapa surat di juz 30.
Saat SMP aku ikut ekstrakurikuler mengaji untuk memperbaiki bacaan Al-Qur'anku. Lanjut di SMA, aku belajar mendalami Al-Qur'an dengan mengikuti Ikatan Remaja Masjid. Sedangkan di rumah aku juga ikut mengaji di Pak Mustafirin Anshor.
Di saat kuliah aku sibuk memperbaiki pemahamanku tentang Islam mulai dari akidah, syariah, dan dakwah. Alhamdulillah aku akhirnya mengenal kajian Islam kafah saat menjadi mahasiswi.
Setelah lulus sarjana, bacaan Al-Qur'an aku perbaiki lagi dengan belajar qiro'ati di PGPQ (Pendidikan Guru Pengajar Qur'an). Selain itu juga belajar gharib di Pak Rozak.
Begitulah sejarah Al- Qur'an turun kepadaku, cahaya Al-Qur'an menyinari hidupku. Al-Qur'an menyentuh kalbuku. Al-Qur'an membimbing dan menjadi pedoman hidupku.
Di malam Nuzulul Qur'an ini, aku merenungkan tentang sudah seberapa banyak aku bersahabat dengan Al-Qur'an, seberapa intens, seberapa banyak Al- Qur'an sudah mengubah hidupku. Ya, inilah yang bisa kutuliskan tentang arti Nuzulul Qur'an bagiku. Semoga Allah izinkan aku terus bermesra dengan Al-Qur'an, minimal satu hari satu juz secara istikamah ditilawahkan, membiasakan juga membaca terjemah, dan menuliskan hasil tadabur ayat pilihan.
Alhamdulillah, bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah menunjukkan jalan dan membimbing aku agar senantiasa akrab dengan Al-Qur'an. Semoga Al-Qur'an bisa menemaniku di alam kubur bila sudah tiada dan menjadi syafaat di akhirat nanti.
Jika aku ditanya tentang "Apa Makna Al-Qur'an Bagimu?" maka akan aku jawab sangat penting. Ya, Al-Qur'an adalah kitab suciku yang beragama Islam. Jadi aku wajib memenuhi haknya yakni mempelajari Al-Qur'an, belajar membaca Al- Qur'an yang benar sesuai dengan makhraj dan tajwidnya. Belajar memperbaiki bacaan Al-Qur'an ini tidak hanya saat awal saja, tetapi terus hingga dewasa.
Setelah bisa membaca Al-Qur'an, sambil terus belajar tahsinnya maka berusaha juga tahfiz (menghafal) sedikit demi sedikit. Malu sama diri sendiri dan anak-anak, hafalannya gak nambah-nambah, sedangkan usia terus bertambah. Meski susah menghafal dan mudah lupa, ya tetap menghafal sedikit-sedikit untuk menguatkan ingatan agar tidak mudah pikun.
Selain belajar tahsin, tahfiz, tak lupa juga bertadabur. Alhamdulillah aku sudah ikut kelas tadabur Al- Qur'an setiap malam dengan Ustadz Bachtiar Nasir dan Ustadz Deden Makhiyarudin. Aku juga ikut kelas khusus tadabur Al Qur'an di ATQA (Akademi Tadabur Qur'an).
Setelah ditadaburi, maka Al-Qur'an harus dilaksanakan perintah-Nya dan dijauhi larangan-Nya. Allah menjadikan Al-Qur'an sebagai panduan hidup seorang muslim, masyarakat muslim, dan kehidupan di bumi yang sesuai dengan kehendak-Nya.
Sewaktu kecil aku belajar Al-Qur'an karena aku orang Islam. Namun setelah dewasa aku baru paham untuk mencintai Al-Qur'an dengan sepenuh hati. Jika ditanya seberapa besar cintaku pada Al- Quran? Maka aku akan menjawabnya jika cintaku sangat besar sekali. Sebagaimana orang yang jatuh cinta, rindu ingin bertemu. Aku usahakan intensif pertemuanku dengan Al- Qur'an. Tidak hanya dibawa-bawa saja tetapi dibaca setiap hari. Berusaha khalas setiap hari dan berusaha khatam setiap bulan. Tidak hanya dibaca saja, sedapat mungkin yang bisa dilakukan maka diamalkan dan didakwahkan.
Al-Qur'an sudah menjadi kebutuhanku. Apalagi di saat sakit, Al-Qur'an sangat aku butuhkan sebagai asy syifa (penyembuh). Di saat bingung, Al-Qur'an aku butuhkan sebagai al huda (petunjuk).
Mengapa harus Al-Quran? Ya harus Al-Qur'an, karena Al-Qur'an adalah satu-satunya kitab suci yang masih asli dan terjaga kemurniannya sebagai kalam Allah hingga akhir zaman. Al-Qur'an bisa mengubah hidupmu, tetapi kita tidak bisa mengubah Al-Qur'an. Tantangan Allah sudah berlaku sejak Al-Qur'an turun hingga akhir zaman. Maka perlakukan Al-Qur'an sebagai mukjizat untuk Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam dan umatnya. Kita bisa merasakan mukjizat itu sampai akhir hidup kita.
وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ ۖ وَادْعُوْا شُهَدَاۤءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
"Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar." (QS Al Baqarah 23). [ry]
Baca juga:

0 Comments: