Headlines
Loading...
Ramadan, Palestina, dan Spirit Berislam Kafah

Ramadan, Palestina, dan Spirit Berislam Kafah

Oleh. Anik Purwo
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Marhaban, ya Ramadan ..., segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan kita dengan bulan suci Ramadan. Bulan yang sangat mulia yang ditunggu-tunggu umat muslim se-dunia. Berbagai persiapan tentunya banyak dilakukan, baik fisik, mental juga materi. Sebagai ibu, tentunya meyiapkan bahan-bahan untuk persiapan sahur dan berbuka. Selain itu menyiapkan mental putra-putrinya untuk bersemangat berpuasa dan menjalankan ibadah di bulan mulia ini. Persiapan yang tentunya lumayan menguras tenaga ya, di samping padatnya aktivitas pekerjaan dan juga aktivitas dakwah kita.

Di saat yang sama, kondisi saudara kita di Palestina semakin memburuk, genosida yang berlangsung lebih dari 1 tahun telah meluluh-lantakkan Gaza. Kedinginan dan kelaparan telah menjadi makanan sehari-hari mereka. Hal ini mengundang simpati masyarakat dunia termasuk juga rakyat Indonesia. Masyarakat dunia telah menyalurkan bantuan makan dan obat obatan. Akan tetapi pada faktanya belum cukup untuk membuat rakyat Palestina terlepas dari penjajahan laknatullah Israel yang biadab. Ya, perasaan simpati, bantuan berupa uang, makanan dan obat-obatan sejatinya tidaklah berarti apa pun, karena penguasa negeri-negeri muslim hanya diam seribu bahasa dan tidak melakukan tindakan apapun selain mengecam.

Harapan kita, kebahagiaan menyambut Ramadan juga dirasakan mereka yang berada di Gaza. Melimpahnya makanan dan pakaian di sini juga seharusnya sama-sama dirasakan di Gaza. Kedamaian dan keamanan  kita disini juga seharusnya dirasakan di sana. Tapi apa mau dikata, negeri-negeri muslim enggan menurunkan bala tentaranya untuk memerangi Israel. Mereka tetap diam saja saat Trump dengan jumawa-nya mengatakan akan membuat Gaza menjadi neraka.

Dilansir dari BBC news 20 Februari 2025, bahwa Trump akan memindahkan penduduk palestina ke Yordania dan negara Arab lainnya. Ini membuktikan penjajahan yang nyata terhadap Palestina dan dukungan penuhnya terhadap Israel. Para pemimpin negeri muslim diam saja pada saat negara-negara kafir mengirimkan bantuan senjata ke Israel. (bbc.com, 20-02-2025)

Sebegitu lemahkah kekuatan negeri muslim? Padahal jumlah mereka sangat banyak. Bukankah umat islam itu bagai satu tubuh? yang merasakan sakit jika salah satu anggota tubuh kita disakiti. Ya, umat Islam sudah tercerai-berai disekat oleh nasionalisme. Di mana kita tidak boleh mengurusi urusan negeri lain.

Ramadan merupakan milik seluruh kaum muslim. Maka dari itu awal akhirnya pun harus bersama. Itu menunjukkan bahwa umat islam itu harus bersatu. Umat islam harus taat dalam aturan yang satu, yaitu aturan yang diciptakan Allah Swt. Ramadan adalah bulan pemersatu dan ketaatan dimana tanpa dipaksa pun, umat muslim berlomba menggapai ketakwaan itu.

Allah Swt. telah mewajibkan kita untuk berpuasa agar kita menjadi hamba-hamba yang bertakwa : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183).

Allah telah menentukan hikmah bagi orang-orang yang berpuasa yaitu takwa. Takwa kepada Allah mampu menjadikan seseorang dekat dengan Allah dan tunduk kepadanya. Ia akan diselimuti suasana penuh keimanan dan tidak berat untuk taat kepada seluruh perintah Allah. Termasuk dalam hal membela dan membebaskan saudara kita di Palestina. Itu bukti ketakwaan kepada Allah. Maka dari itu, teruslah menyerukan pembebasan Palestina dan menolak solusi two nation state yang ditawarkan PBB.

Alangkah indahnya jika ketaatan itu dilakukan di seluruh lini kehidupan, bukan hanya dalam hal ibadah saja. Kita telah yakin bahwa Islam merupakan agama yang sempurna, dan satu-satunya agama yang benar. Islam diturunkan oleh Allah lengkap dengan seperangkat aturan. Yaitu akidah dan syariah, yang mengatur urusan manusia dengan dirinya sendiri,  mengatur urusan manusia dengan Tuhan-nya serta mengatur urusan manusia dengan sesama makhluk lainnya. Karena itu, menerapkan hukum islam secara total dalam berbagai aspek kehidupan manusia merupakan penyebab hakiki bagi kemuliaan islam dan kaum muslimin di seluruh dunia. Di dalam penerapan itulah terdapat keagungan dan kewibawaan  mereka di depan musuh musuhnya.

Allah berfirman “Kekuatan (kemuliaan) itu hanya milik Allah, Rasulnya, dan kaum mukmin. Akan tetapi, orang-orang munafik itu tiada mengetahuinya” (QS Al Munafiqun: 8)

Sebaliknya, jauhnya kaum muslim dari Islam dan hukum-hukumnya. Itulah penyebab hakiki kelemahan ketertinggalan, kenestapaan mereka. Allah berfirman: “ Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpun mereka dalam keadaan buta (QS Thaha :124).

Hal inilah yang menyebabkan sebagian kaum muslim dan seluruh para penguasa negeri muslim takut untuk membela Palestina. Karena dia tidak dekat dengan Allah. Sehingga umat muslim menjadi lemah. Islam hanya dijadikan agama dan pengetahuan saja, akan tetapi peraturan dan syariat yang lainnya tidak diterapkan secara kafah.

Kaum muslimin harus segera sadar bahwa islam bukanlah sekedar syiar-syiar ibadah ritual semata, melainkan sejatinya islam memiliki peraturan hidup yang sempurna. Kaum muslim harus segera sadar akan kewajibannya untuk menyatukan negeri-negeri muslim dalam satu naungan kepemimpinan dengan Khilafah Islamiah yang mampu untuk menerapkan seluruh hukum Islam. Saat itulah keagungan Islam akan terpancar, dan akan melindungi negeri muslim yang terjajah. Marilah kita menjadikan kemuliaan Ramadan sebagai momentum untuk mewujudkan  kebahagiaan hakiki, kemakmuran, keberkahan dan kehidupan yang diridai oleh Allah Swt. Wallahua’lam bis shawwab. [My]

Baca juga:

0 Comments: