Ramadan Tiba, Palestina Belum Merdeka
Oleh. Hana Salsabila A.R
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Marhaban, ya Ramadan!
Sungguh indah sekali kita masih dipertemukan oleh Ramadan di tahun 2025 ini. Meski dengan berbagai macam kejutan nya, baik buruk kita terima. Namun, kali ini kabar duka lagi-lagi menghampiri saudara kita.
Seperti yang kita ketahui, Israel telah menjalankan gencatan senjata terhadap Palestina sejak 19 Januari lalu. Meski dikatakan gencatan senjata, menurut laporan Hamas di laman Alinea.id (2/3/2025), lebih dari 100 warga Palestina telah tewas akibat tembakan tentara Israel di Gaza sejak kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari.
Selain terjadi penembakan, mereka juga enggan melakukan pertukaran tahanan hingga menghalangi bantuan kemanusiaan yang seharusnya bisa masuk ke Gaza, padahal itu merupakan salah satu kesepakatan yang ada.
Tak hanya berhenti disitu, dilansir dari nomorsatukaltim.id (1/3/2025) akses ke masjid Al Aqsha ditengarai dibatasi oleh otoritas Israel melalui karantina wilayah dengan alasan keamanan. Hal ini disampaikan pengkhotbah Masjid Al Aqsa, Sheikh Ekrima Sabri, Jumat (28/2/2025) malam.
Palestina masih terjajah, meski dengan kedok gencatan senjata. Faktanya sangat tertera jelas di atas. Karena memang tabiat Zionis adalah berkhianat dan suka bertele-tele. Bahkan sampai membatasi ibadah umat muslim di al-Aqsha dengan alasan yang bahkan mereka tidak pernah mampu untuk membuktikan kebenarannya.
Ramadan adalah bulannya kaum muslimin. Di mana pintu doa dilebarkan dan kekuatan ditambahkan. Pun bagi muslim Palestina. Dengan segala keterbatasan dan halangan, justru itu adalah momen paling mujarab bagi setiap doa yang dilangitkan.
Perlu kita tegaskan kembali, masalah Palestina bukan masalah sederhana yang hanya cukup diselesaikan dengan doa. Sudah berapa Ramadan yang lalu dengan kondisi Palestina yang masih sama? Sekali lagi, doa saja tidak cukup!
Zionis bersama anteknya, AS semakin gencar menekan Palestina sebab mereka paham Ramadan adalah momen yang sewaktu-waktu bisa membangkitkan semangat kaum muslimin. Isu perdamaian lalu hanya kedok untuk meninabobokan kebangkitan itu.
Palestina memang tak cukup hanya doa, namun juga perlu usaha. Zionis sebagai negara muhariban fi'lan (negara kafir yang memerangi kaum muslim secara terang-terangan) akan terus membabi-buta dalam menjalankan rencana busuknya. Segala cara dan halangan tetap akan diterabasnya demi terwujudnya tujuan mereka, yakni menghancurkan Islam hingga ke akar-akarnya.
Mereka hanya bisa ditumpas dengan jalan peperangan pula. Sebagaimana lisan dengan lisan, maka perang dengan perang pula. Dan di sinilah dibutuhkan peran pemimpin dan negara. Namun sayangnya, hal itu takkan pernah terwujud jika tidak di bawah naungan Islam. Negara dunia kini takut dan tunduk di bawah titah Zionis bersama anteknya, yaitu kapitalis.
Hanya naungan Islam, yakni Khilafah Islamiyyah di bawah kepemimpinan Khalifah yang mampu mewujudkan itu. Kita bisa lihat negara-negara di dunia, bahkan yang katanya negeri muslim pun tak berdaya melawan zionis. Dan itu sudah sejak lama terjadi, maka keberadaan Khilafah untuk menumpas total penjajahan Zionis adalah suatu kewajiban. Wallahu'alam. [My]
Baca juga:

0 Comments: