Oleh. Naila Dhofarina Noor
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Masih ingatkah kita, bukan Februari lalu ada pernyataan presiden AS, Trump, soal Gaza? Trump ingin membangun kembali Gaza! Eits ... dengan syarat penduduknya pindah semua. Jelas penduduk di sana tidak mau, mereka kukuh tetap tinggal, walaupun tinggal di bawah puing-puing bangunan. Padahal di antara mereka, ada yang dulunya pengusaha besar dan kini tidak bersisa harta kekayaannya. Mereka sudah tidak percaya lagi dengan omong kosong membangun Gaza.
Adapun para pemimpin negara Arab, mereka juga tengah membicarakan pembangunan kembali Gaza. Dengan dipromotori oleh Mesir, pembicaraan ini bergulir di KTT Arab 4 Maret 2025. Rencananya, rekonstruksi Gaza akan dilakukan akhir bulan ini. Kisaran dana yang dibutuhkan 53 miliar dolar dan akan dibentuk sebuah komite yang mengelolanya selama 6 bulan (Tribunnews, 6 Maret 2025).
Bagaimana tanggapan AS? Trump melalui dewan keamanannya, Brian Hughes, menyatakan tetap pada visinya yaitu membangun kembali Gaza yang bebas dari Hamas. Pembicaraan KTT dianggap tidak sesuai dengan visi Trump sehingga AS menolaknya.
Trump mengancam penduduk Gaza untuk membumihanguskan Gaza, jika sandera Israel tidak dibebaskan. Namun, para penduduk Gaza menganggapnya itu skenario baru agar mereka takut dan menyerahkan tanah kepada AS dan anteknya sebagaimana skenario sebelumnya, diminta untuk mengungsi ke sana ke sini. Endingnya, tetap saja diperangi.
Fakta-fakta ini sejatinya membelalakkan mata kita, bahwa Trump sedang menipu Mesir dan negara Arab lainnya yang mana dalam pidato atau pernyataan sebelumnya mereka akan membangun kembali Gaza. Di saat Mesir membuat proposal membangun kembali Gaza, ternyata malah ditolak oleh Trump. Sungguh omongan Trump yang berubah-ubah sejak awal telah menunjukkan bahwa dia begitu konsisten pada satu visinya yang tak lain adalah mengambil alih Gaza dan memberikannya kepada Zionis Yahudi.
Di sisi lain, kita perlu mendalami sikap para pemimpin negara-negara Arab dan pemimpin negeri muslim terdekat seperti Mesir dan Yordania. Sejatinya mereka telah berada di pihak Trump, tidak ada sikap keras terhadap penjajah yang sesungguhnya, para penjahat genosida.
Solusi tuntas atas persoalan Palestina hanyalah jihad dan Khil4f4h. Solusi ini membutuhkan upaya serius dari segenap elemen umat khususnya kerja partai politik Islam ideologis. Ini dibutuhkan untuk memahamkan umat, bahwa sebagaimana dalam Al-Qur'an dan Rasulullah kabarkan, jihad dan penegakan Islam secara kafah dalam negara kesatuan adalah hal yang mutlak dan wajib dilakukan untuk mengenyahkan para penjajah dan menyongsong kemenangan yang dijanjikan.
Partai politik Islam ideologis dibutuhkan kehadirannya untuk mencerdaskan umat agar memiliki kacamata ideologis dalam melihat problem sesungguhnya Palestina, sehingga tidak mudah tertipu dengan narasi yang diciptakan Barat dan anteknya. Sudah saatnya , umat Islam bersatu bersama dalam gerakan dakwah menegakkan izzul Islam wal muslimin secara sempurna. Allahu Akbar! [MA]
Baca juga:

0 Comments: