Catatan Kajian
Tatkala Bahasa Arab Dijauhkan dari Umat Islam
Oleh. Rina Herlina
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Pada pertemuan kali ini, ustazah Was masih melanjutkan materi sebelumnya, terkait faktor-faktor kelemahan Daulah Islam. Setelah sebelumnya, musuh-musuh Islam mencoba memalsukan hadis-hadis nabi, selanjutnya mereka membuat rencana baru yaitu dengan menjauhkan umat Islam dengan bahasa Arab.
Kaum muslim, terutama para ulama, seperti Imam Syafi'i sangat berusaha menjaga kemurnian bahasa Arab. Bahkan Imam Syafi'i tidak membolehkan Al Qur'an diterjemahkan ke dalam bahasa lain selain bahasa Arab. Begitu juga Imam Abu Hanifah, tidak menamakan terjemahan tersebut sebagai Al-Qur'an secara mutlak. Begitulah para ulama berusaha memelihara dan menjaga kemurnian bahasa Arab. Karena kedudukan bahasa Arab merupakan bagian dari permata Islam dan sebagai syarat diantara syarat-syarat ijtihad.
Pemahaman Islam yang diambil dari sumber-sumbernya dan pengambilan istinbat hukum, tidak mungkin diperoleh kecuali dengan bahasa Arab. Namun, setelah abad keenam Hijriyah, pemeliharaan dan penjagaan terhadap bahasa Arab telah hilang. Ini terjadi pada saat yang berkuasa saat itu tidak mengetahui sama sekali nilai penting dari bahasa Arab.
Saat itu, penguasa menyia-nyiakan urusan bahasa Arab dan karenanya ijtihad menjadi terhenti. Kondisi tersebut berakibat kepada proses _istinbat_ hukum, sebab orang-orang yang tidak mengetahui bahasa arab tidak mungkin bisa melakukan penggalian hukum. Sejak saat itu, bahasa arab menjadi terpisah dari Islam.
Akibatnya, Daulah Islam mengalami kekacauan dalam memahami Islam sehingga berakibat juga pada penerapannya. Kondisi tersebut sangat berpengaruh besar pada kondisi negara. Negara menjadi lemah dan pemahamannya terhadap peristiwa-peristiwa aktual juga semakin lemah. Secara otomatis, problem-problem yang muncul menjadi tidak terpecahkan. Atau jikapun terpecahkan, namun tidak benar sehingga persoalan semakin menumpuk di hadapan negara. Inilah yang kemudian menjadikan negara terguncang untuk kemudian lenyap.
Kemudian , ustazah Was melanjutkan kembali bahasannya. Ini terkait fakta bahwasannya musuh-musuh Islam ternyata sejak abad pertama sudah berusaha menyelaraskan antara filsafat India dan Islam. Mereka menafsirkan zuhud dalam masalah-masalah keduniawian dan pencarian akhirat sebagai praktik hidup yang sengsara dan penyiksaan badan. Akibatnya, banyak dari umat Islam yang akhirnya menjauhkan diri dari gemerlapnya kehidupan dan menarik diri untuk tidak terjun ke dalam kenikmatan hidup yang melimpah.
Karena salah penafsiran tersebut, sehingga mengakibatkan umat Islam tidak mau bekerja. Akibatnya fatal. Daulah Islam banyak kehilangan kerja keras anak-anak umat terutama kawula muda. Mereka menjadi tidak produktif dan larut dengan penyiksaan badan yang mereka tafsirkan dari kata Zuhud yang diselaraskan dengan filsafat India tersebut.
Karena waktu yang sudah berakhir, ustazah Was mengakhiri kajiannya dengan membaca istighfar dan doa' kafaratul majelis. Dua jam begitu cepat berlalu. Semoga minggu depan, Allah izinkan bisa belajar kembali. Semoga kita semua tetap istikamah di jalan dakwah ini, sampai akhirnya Allah menyuruh kita untuk pulang. Aamiin
Payakumbuh, 15 Maret 2025 [My]
Baca juga:

0 Comments: