Headlines
Loading...

Oleh. Erna Kartika Dewi 
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Aku adalah seorang  muslim sejak lahir. Sebagai seorang muslim, pastinya sejak kecil dulu aku sudah dikenalkan oleh orangtuaku dan semua orang yang berada di sekitarku bahwa Al-Qur'an adalah kitab suciku.
Ketika kecil dulu, akupun belajar mengaji di masjid dan sangat bangga juga bahagia ketika bisa memeluk Al-Qur'an dalam dekapanku. 

Tetapi sayang, saat itu belajar Islam menurutku adalah cukup dengan hanya melakukan salat lima waktu, mengaji seadanya, puasa, zakat, dan naik haji jika mampu. Hanya sesederhana itu saja konsep menjadi seorang muslim dalam pikiranku. Mungkin juga karena memang tidak ada yang mengajariku, aku tidak tahu ilmunya sama sekali, ditambah lingkungan sekitarku pun memang belum ada yang paham tentang itu. 

Dulu aku berpikir bahwa membaca Al-Qur'an  hanya ketika luang saja dan memang saat ada keinginan untuk membaca saja. Bahkan, terkadang Al-Qur'an itu ibarat sebuah pajangan di rumah yang menandakan kami seorang muslim, maka kami pasti memiliki Al-Qur'an. Kesadaran untuk membacanya secara rutin atau mentadaburinya, itu nyaris tak pernah ada sama sekali.

Astaghfirullahal adzim ... astaghfirullahal adzim ....
Ampuni aku, ya Allah.
Aku sangatlah malu dan menyesal jika mengingat semua itu. Tetapi itu adalah kenyataan yang memang hadir dalam fase kehidupanku. 

Waktu pun berlalu, aku semakin jauh dari Al-Qur'an. Aku sibuk dengan semua rutinitas duniaku. Dan itu berlangsung begitu lama. Kebutuhanku akan kehadiran Al-Qur'an dalam hidupku seolah tak pernah ada.

Ya Allah, sebegitu jauhnya aku dari-Mu, ya Allah, tetapi Engkau tak pernah meninggalkanku. Bahkan, ketika pesan-pesan cinta yang Engkau sampaikan kepadaku sebagai hamba-Mu pun selalu aku abaikan dan selalu kalah saing dengan bacaan-bacaan yang jauh lebih menarik di hadapanku. Tetapi kasih sayang-Mu padaku tetaplah begitu besar hingga Engkau mengizinkan aku untuk menjalani hari-hariku dengan penuh cerita dan kebahagiaan.

Astaghfirullah. Astaghfirullah. Astaghfirullah.
Itulah kata yang bisa kuucapkan setiap kali mengingat semua itu.
Ampuni aku, ya Allah. Ampuni aku.

Berbagai fase kehidupan pun kujalani, usia semakin bertambah secara hitungan manusia tetapi pada hakikatnya berkurang secara hitungan hidup yang sesungguhnya.  Hingga suatu ketika jalan hijrah yang Allah berikan kepadaku di sebuah kota di Jawa Timur, membawaku bagaimana cara mengenal Islam yang baik dan benar. Aku diajak untuk terus berada dalam sebuah majelis ilmu, aku senantiasa dikelilingi oleh guru beserta teman-teman salihah yang membuat hati dan pikiranku terbuka. Akhirnya aku paham bahwa selama ini aku ternyata aku masih belum paham dengan agamaku sendiri. 

Perjalanan hijrah itu membuat hati dan pikiranku menjadi tenang. Membuatku selalu merenung akan semua kebesaran dan kasih sayang Allah kepadaku. Tetapi ketika memutuskan untuk hijrah, ada banyak ujian yang aku hadapi, termasuk salah satunya diuji dengan sakit. Mungkin itulah cara Allah untuk menggugurkan dosa-dosa yang telah diperbuat di sepanjang hidupku. 

Di tengah ujian sakit yang melanda dan membuatku hampir berputus asa, tiba-tiba saja mataku terpana pada sebuah ayat Al-Qur'an yang berbunyi :

وَاِذَا مَرِضۡتُ فَهُوَ يَشۡفِيۡنِ ۙ‏

Artinya: dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku (QS. Asy-Syu'ara ayat 80). 

Ayat tersebut begitu pendek tapi bisa membuatku menangis sejadi-jadinya. Aku berpikir selama ini aku berpikir bahwa berobat ke dokter spesialis yang paling mahal itu pasti akan menyembuhkan sakitku, atau membeli obat yang super mahal pun pasti akan menyembuhkan sakitku. Tapi ternyata semua pemikiran itu keliru, yang Maha Menyembuhkan hanyalah Allah semata. Dokter ataupun obat-obat itu hanyalah media perantara belaka. 

Lagi-lagi kembali merenung, betapa banyak dosaku ini sehingga Allah memberiku ujian sakit yang begitu panjang. Meskipun telah dinyatakan sembuh tapi tetap saja masih suka muncul dan membuat tubuh ini seketika menjadi drop

Hingga suatu ketika, aku diajak untuk bergabung dengan komunitas one day one juz yaitu Sahabat Surga Cinta Qur'an (SSCQ). Awalnya sempat ragu karena khawatir akan susah mengikutinya. Tapi karena penasaran, akhirnya aku bergabung dalam komunitas tersebut. 

Masih teringat dalam ingatanku, saat bergabung dulu aku sedang mendapat ujian sakit lagi yang ke sekian kalinya dengan durasi tanpa henti. Setiap harinya aku mulai menyibukkan diri dengan membaca Al-Qur'an dan mentadaburi ayat-ayat-Nya. 

Ternyata semakin sering bermesraan bersama ayat-ayat cinta-Nya, hati dan pikiran ini justru terasa lebih tenang. Semakin sering menghabiskan waktu bersama Al-Qur'an ternyata pola pikirku dalam memandang hidup pun akhirnya berubah. Aku merasa jauh lebih sabar, lebih tenang dan lebih bijak dalam memandang hidup. 

Meskipun mungkin bacaan Al-Qur'anku tidaklah sebagus sahabat-sahabat yang lain, tapi aku terus maju. Bukankah dalam sebuah hadis dikatakan,

وَاٌلَذِي يَقُراٌ القُرانَ وَيَتَتَعتَعُ فِيه وَهُوَ عَلَيهِ شَاقٌ لَه اَجَران » متفقٌ عليه

Rasulullah bersabda: "Dan orang yang membaca Al-Qur'an, sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala." 
(HR. Bukhari Muslim).

Komunitas SSCQ seperti menjadi menjadi jalan yang sangat indah buatku. Aku merasa Allah seperti terus menuntunku di sini. Ada banyak perubahan-perubahan baik dan mengejutkan yang aku rasakan ketika aku semakin dekat dengan Al-Qur'an. Sakit yang selama ini hadir dalam hidupku selama sekian tahun, berangsur-angsur membaik. Tubuhku yang selama ini mudah sekali kelelahan setiap beraktivitas, alhamdulillah justru terasa semakin sehat dan lebih enerjik. 
Alhamdulillah atas izin Allah, aku bisa mengikuti berbagai kegiatan apa pun yang insyaallah semuanya untuk kebaikan.

Ya Allah, inikah keajaiban Al-Qur'an? 
Ya Allah, betapa sayangnya Engkau padaku.

Aku mungkin bukan orang baik, diriku yang penuh dengan dosa ini selalu aja Engkau rangkul berkali-kali dan terus diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri.

Maafkan aku yang selama ini selalu mengabaikan-Mu. Maafkan aku yang hanya datang kepada-Mu hanya di saat butuh saja. Maafkan aku yang selalu saja banyak meminta pada-Mu tapi syukur dan sujudku masih sangat sedikit.

Ya Allah, membaca semua kalam-kalam indah-Mu ini semakin menambah kecintaanku pada-Mu dari hari ke hari. Betapa sempurna Engkau berikan Al-Qur'an ini untuk kami, sebagai petunjuk dan pedoman hidup kami. 
Semua hal tentang hidup ini bahkan nanti setelah kami berpulang pun telah Engkau sampaikan dalam buku petunjuk-Mu yang sangat sempurna itu.

Maafkan aku, Ya Rabb, yang di sepanjang usiaku lebih banyak mengabaikan Al-Qur'an. Maafkan aku jika pernah menjadi orang yang panjang angan.  Maafkan aku atas semua kekhilafan serta kesombonganku ini. 

Terus bercengkrama bersama Al-Qur'an memunculkan niat dan semangat baru dalam hidupku. Aku akan terus mendedikasikan hidup ini untuk terus berbuat kebaikan. Aku akan terus menjaga semangat ini dan mengajak siapapun untuk terus berada di jalan kebaikan dan ketaatan. Dan saat ini tiada apa pun lagi yang kuharapkan selain rida-Mu. 

Berkahi dan ridai semua jejak langkah ini, ya Allah. Jaga kecintaan, semangat, dan keistikamahan ini hingga ujung usia nanti.

Biarkan Al-Qur'an menjadi teman hidupku selamanya. Biarkan Al-Qur'an terus menemaniku ketika aku berpulang kepada-Mu dan menjadi penerang dalam kuburku nanti, Ya Rabb.

Allahku, ini lebih dari yang aku minta.
Terima kasih, aku sangat bersyukur atas segala nikmat yang Engkau berikan untukku. Maha suci Allah, Engkau tetap mengabulkan doa yang selalu aku langitkan, meski aku seorang pendosa yang hebat.

Wallahu alam bishowab. [My]

Baca juga:

0 Comments: