Headlines
Loading...

Oleh. Arumintantri
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Astaghfirullah. Astaghfirullah. Astaghfirullahal 'adziim..

"Andai Ini Ramadan terakhirku" adalah satu tema challenge menulis di komunitas Sahabat Surga Cinta Qur'an (SSCQ) yang membuatku bergetar untuk menuliskannya. Tak terbayangkan jika Ramadan ini adalah Ramadan yang terakhir bagiku, sementara amal baikku belumlah seberapa untuk bekal menghadap kematian.

Kematian adalah perjalanan yang harus dilalui oleh setiap makhluk Allah, melewati empat alam yaitu dimulai dari alam kandungan, kemudian lahirlah ke alam dunia, setelah itu kita akan memasuki alam barzakh, dan akan dibangkitkan ketika sangkakala dibunyikan yaitu memasuki alam akhirat. Di alam akhirat inilah manusia akan mengalami hari penghisaban, hari di mana ditimbang amal perbuatan yang kita lakukan selama kita hidup di dunia.

Sebetulnya kita tidak boleh berandai-andai, tetapi tidak mengapa, kalau ini bisa membuatku lebih terpacu untuk melakukan amal baik. 

Jika kematian itu diketahui oleh makhluk-Nya, maka tak akan ada seorang manusia pun akan menyia-nyiakan ataupun menunda-nunda waktu untuk melakukan ketaatan kepada Rabb-Nya.

Allah berfirman dalam QS. Al Anbiya: 35,

 كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةًۗ وَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ ۝٣٥

Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian. Kami menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Kepada Kamilah kamu akan dikembalikan.”

Dari ayat tersebut diketahui bahwa pasti setiap makhluk yang bernyawa akan mati, dan kematian itu rahasia kapan datangnya, maka setiap hari kita harus bersiap untuk mati.

Hal-hal yang bisa kulakukan untuk mempersiapkan kematian adalah dari sebuah hadis yang bermakna,

 "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak saleh yang mendoakan kepadanya". (Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim. )

Maka hal yang akan kulakukan adalah: Pertama, berusaha menjadi manusia yang makin taat menjalankan perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya.

Kedua, aku akan mengagendakan silaturahmi ke semua saudara-saudara, memohon maaf dan melakukan hal-hal yang bisa membuat kenangan baik bersama mereka.  

Ketiga, akan kukhatamkan Al-Qur’anku sebanyak-banyaknya, bertadarus dengan ibu-ibu komplek, duduk di dalam masjid mentadaburi ayat demi ayat, mendatangi majelis-majelis ilmu dan membuat majelis ilmu, semua akan kumaksimalkan, berharap tidak ada lelah dalam badan. Dan aku akan memperbanyak melakukan salat sunah, mungkin aku akan mojok di dalam kamar bermunajat kepada Allah dengan berurai air mata karena takut akan siksa kubur, juga siksa di yaumul akhir.

Keempat, akan kupanggil semua anak-anakku, menjelaskan bagaimana mereka harus tetap saling rukun satu sama lain, saling mengasihi satu sama lain, tidak boleh bertengkar. Dan harus selalu ingat kepada Allah, selalu berbuat baik, dan akan kuwasiatkan untuk selalu membaca Al-Qur’an dan mengirimiku surah Al-Fatihah setiap harinya. Menyiapkan mereka menjadi anak anak tangguh yang siap untuk menghadapi hidup.  

Kelima, akan kupanggil tim guru di bawah lembaga yang aku kelola. Mulai dari guru TK , guru TPQ, guru SD, dan guru SMA. Kemudian akan aku ajarkan semua ilmu yang telah kupelajari. Kuingin mereka tetap bisa melanjutkan cita-citaku untuk membuat sekolah yang bisa membantu generasi kaum muslimin dengan biaya yang terjangkau. Aku ingin murid-murid bisa belajar Islam secara kafah, belajar membaca Al-Qur’an,  menghafalkan Al-Qur’an, belajar bahasa Arab, menukil ayat, juga belajar menuliskan Al-Qur'an yang dihapalnya. 

Ini semua adalah usahaku agar aku tetap bisa mendapatkan pahala dari Allah. Setiap lisan anak yang  membaca dan menghapal Al-Qur'an  berharap  pahalanya bisa sampai kepadaku .

Keenam, telah lama aku pesankan kepada anak-anakku, belajarlah apa yang ingin kalian pelajari sehingga kalian memiliki kemampuan bertahan hidup dalam mengarungi kehidupan yang akan datang. Umi dan Abi tidak meninggalkan harta kepada kalian. Oleh karena itu, selama Umi dan Abi masih hidup, maka Umi persilakan kalian untuk belajar, karena ilmu yang tersimpan di kepala kita tidak akan hilang. Kemampuan yang kita miliki bisa dijadikan bekal untuk mendapatkan maisyah/materi. 
Aku juga  telah berpesan kepada anak-anakku untuk tidak memperebutkan warisan karena harta yang saat ini Allah titipkan kepadaku telah aku wakafkan untuk umat dan aku yakin anak-anakku akan mendapatkan rezeki sendiri, seperti yang Allah telah  janjikan kepada setiap makhluk-Nya. 

Ketujuh, aku ingin berumrah lagi, menyusuri kenangan di setiap kota Makkah dan Madinah. Menapak tilas perjuangan  Rasulullah  ketika menyampaikan Islam. Dan jika Allah berkehendak, aku juga ingin berangkat haji bersama keluargaku. 

Kedelapan, aku ingin membuat buku solo dengan tema islami, baik buku untuk anak-anak, remaja, juga dewasa. Dengan membuat buku, maka aku bisa meninggalkan jejak perjuangan di muka bumi ini,  sehingga anak cucuku bisa mengenalku lewat karya-karya yang aku tinggalkan.

Kesembilan, aku akan meminta anak-anakku untuk mencarikan kain kafan untukku dan juga memastikan ketersediaan tanah makam untukku. 

Kesepuluh, aku akan meminta maaf kepada suamiku tercinta. Aku berterima kasih atas semua kesabaran, kerja keras, juga bimbingannya selama hidupku. Aku tidak bisa membalas dengan apa pun kecuali memohon balasan yang terbaik dari Allah baginya. Aku akan memohon keridaannya sehingga Allah pun rida kepadaku.

Bogor, 22 Maret 2025 [My]

Baca juga:

0 Comments: